Pimpin Sertijab Danyon 751/VJS, Pangdam: Tentara Tidak Boleh Basa-Basi

Suasana Sertijab Komandan Batalyon Infanteri Rider Khusus 751/VJY dari Letkol Inf Tunggul Jati kepada Mayor Inf Rofi Irwansyah di halaman upacara Yonif 751/VJS, Senin (31/12) pagi/Istimewa

SENTANI,– Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring memimpin langsung serah terima jabatan Komandan Batalyon Infanteri Rider Khusus 751/Vira Jaya Sakti (VJS) dari Letkol Inf Tunggul Jati kepada Mayor Inf Rofi Irwansyah di halaman upacara Yonif 751/VJS, Senin (31/12) pagi.

Dalam arahannya, Pangdam mengatakan bahwa Sertijab dalam tubuh TNI adalah langkah organisasi dalam melaksanakan pembinaan personil dan pembinaan satuan guna penyegaran dan peningkatan kinerja organisasi.

“Dalam konteks satuan, sertijab diarahkan untuk menigkatkan kinerja satuan sehingga kualitas dan prestasi satuan akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Sedangkan dalam konteks pembinaan personil di prioritaskan untuk lebih memantapkan kualitas menejerial dan kepemimpinan. Memperluas wawasan dan memperkaya pengalaman bagi prajurit,” kata Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring di Sentani, Senin (31/12) pagi.

Ia mengungkapkan, Batalyion 751/VJS sebagai satuan pemukul Kodam XVII Cenderawasih mempunyai tugas pokok membina kesatuan agar dapat digerakan setiap saat dalam menanggulangi setiap ancaman terhadap integritas dan kedaulatan NKRI khususnya wilayah Papua. Untuk itu setiap prajuirt harus memiliki disiplin, mobilitas yang tinggi, bereaksi secara cepat, bergerak secara senyap dan memilki ketepatan dalam menghancurkan sasaran.

“Saya akan liat kau (prajurit) punya disiplin atau tidak? Jadi jangan slogan saja, nanti kau tunjukan di daerah operasi. Jangan hanya manis di mulut, tapi pelaksanaannya zero (nol), lebih baik tidak banyak slogan, tapi membuahkan dan melahirkan slogan-slogan bagi orang lain,” ujarnya.

Pangdam juga mengingatkan bahwa Rider Khusus 751/VJS adalah bagian integral dari masyarakat, sehingga keberadaannya tidak terlepas dari dinamika kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya.

“Kepada seluruh prajurit harus memelihara dan meningkatkan kemanunggalan TNI dan rakyat tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional,” pesannya.

Pangdam juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Letkol Inf Tunggul Jati atas pelaksanaan tugas dan pengabdian dalam membina prajurit dan satuan Rider Khusus 751/VJS selama ini.

“Walaupun saya tidak puas, saya tetap ucapkan terima kasih. Saya orangnya tidak bisa basa-basi. Awal saya masuk kemari, kesan saya kurang baik, tentara tidak boleh basa-basi, tentara hanya bisa yes or no, hitam atau putih. Basa-basi dan abu-abu itu partai politik, tentara tidak boleh seperti itu,” tegasnya.

“Makanya ada filosofi di dalam latihan tantara, apa yang dikerjakan itu yang dilatihkan, apa yang dilatihkan itu yang diujikan, intinya apa? Supaya orang itu tidak basa-basi, tidak munafik, supaya prajurit itu bicara apa yang sebenarnya karena kebenaran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana, baik di bumi dan di surga,” terangnya.

Kepada komandan yang baru Mayor Inf Rofi Irwansyah, Pangdam meminta agar melanjutkan hal-hal positif yang telah dilakukan pejabat lama dan melakukan pembenahan pada aspek yang perlu dibenahi, serta membuat inofasi dan kreatifitas dalam memimpin, sehingga yonif 751 dapat berprestasi dan berkarya bagi Kodam XVII Cenderawasih.

“Bagitu punya kesempatan menjadi komandan batalyon, segera ukir prestasi itu, bangun trust (kepercayaan) bagi prajurit, bangun kepercayaan bagi lingkunganmu, dan bangun kepecayaan bagi pimpinanmu,” pesannya.

Selain itu, Pangdam Yosua Pandit Sembiring meminta komandan yang baru untuk menjalin komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, sehingga menjadi penopang tumbuhnya rasa kebersamaan dan saling pengertian.

“Saya minta hubungan antara bawahan disini bisa dibangun secara militer dan kekeluargaan. Militer itu harus keras, tetapi tidak sembrono,” bebernya.

Poin terakhir yang disampaikan Pangdam adalah, meminta agar pimpinan yang baru harus mampu menghentikan pemukulan antara senior dengan junior karena hal tersebut tidak membangun.

“Saya masih dengar disini masih ada main pukul dari senior kepada junior, kalau dipukul dan patah rusuknya atau gendang telinganya pecah dan tidak bisa mendengar lagi, maka akan rusak karirnya. Jadi pemukulan dari senior kepada junior tidak ada manfaatnya,” imbuhnya.

“Apalagi satu junior digebuki rame-rame, itu menjadikan prajurit sebagai pengecut, beraninya rame-rame, apa artinya tepat, senyap kalau masih keroyokan. Dan saya tidak tolerir kalau ada seperti itu,” tegasnya. *