Ucapan Terima Kasih Gubernur Papua untuk TNI Polri yang Bertugas Pengamanan di Nduga

Gubernur Papua Lukas Enembe bersama Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin, Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Kabinda Papua, Brigjen TNI Abdul Haris Nasution dan Kepala Pengadilan Tinggi serta tokoh gereja dalam sebuah kesempatan/Istimewa

JAYAPURA, - Gubernur Papua, Lukas Enembe menyampaikan ucapan terima kasih kepada aparat gabungan TNI Polri yang tengah menjalankan tugas pengamanan demi menjaga keutuhan wilayah NKRI, di kabupaten Nduga. Untuk diketahui sampai saat ini tim gabungan TNI Polri di daerah itu, masih melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok ini sebelumnya telah melakukan penembakan terhadap pekerja jalan Trans Papua yang mengakibatkan 17 karyawan PT.Istaka Karya dan seorang pegawai PUPR, serta seorang anggota TNI tewas, di awal desember lalu.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada TNI Polri yang sudah melaksanakan tugas di distrik Yall, Mbua dan Yigi. (Para pelaku penembakan) harus dikejar sampai dapat," tegas Gubernur kepada pers usai rapat bersama Fokopimda di Jayapura, Jumat (28/12).

Hanya saja Gubernur berharap, dalam pengejaran yang terpenting adalah aparat TNI Polri tidak mengganggu masyarakat setempat. Apalagi saat ini dalam suasana Natal sehingga harus ada damai sukacita bagi seluruh masyarakat disana 

"Peristiwa ini rakyat kita yang jadi korban, harus amankan rakyat, dan kejar pelaku yang sudah lari ke hutan harus ditangkap,"serunya.

Menurut Gubernur, pembangunan infrastruktur oleh Presiden Jokowi di Papua termasuk di Nduga harus tetap dilanjutkan

"Sebab Jokowi punya komitmen untuk membangun rakyat papua," tukasnya.

Sebelumnya, Gubernur Papua bersama DPRP, dan Tokoh Gereja sepakat untuk meminta kepada Presiden Jokowi agar menarik pasukan TNI Polri dari Nduga. Permintaan ini bukannya tanpa alasan sebab menurut Gubernur, akibat terjadi kontak tembak antara TNI Polri dan kelompok KKSB membuat masyarakat setempat ketakutan dan lari bersembunyi di hutan. Bahkan mereka takut untuk kembali  kerumah karena trauma.

“Jadi, sikap kita sudah jelas karena bulan Desember ini adalah momentum Natal dan tidak boleh lagi ada TNI – Polri ke Kabupaten Nduga karena masyarakat masih trauma untuk kembali kampung halaman mereka,” tegas Gubernur Lukas yang saat itu didampingi Ketua DPRP, Yunus Wonda dan sejumlah tokoh gereja dan anggota parlemen Papua. Saat memberikan keterangan pers sepekan lalu, hadir pula Wakil Bupati Kabupaten Nduga dan Sekda Papua.

Sementara itu terkait pertemuan bersama Kapolda Papua, Pangdam Cenderawasih diwakili Danrem 172/PWY, Ketua DPRP, Kabinda Papua, dan jajaran Fokopimda lainnya, Gubernur mengaku pertemuan tersebut adalah untuk menanggapi peristiwa penembakan yang terjadi di Nduga. Apa yang sejatinya menjadi sikap pemerintah daerah Papua dalam mengatasi persoalan tersebut.

"(Seperti peristiwa di Nduga) Forkopimda harus membicarakan dalam diskusi seperti ini. (Dalam artian) tidak akan bicara diluar dari kesepakatan forkopimda. Sehingga ada kasus yang menonjol yang menyangkut kepentingan nasional, harus fokorpimda bicarakan sehingga kita sampaikan kepada publik bahwa (persoalan) itu sudah dibicarakan," tegas Gubernur.*