Gubernur Soroti Bupati Nduga yang Menghilang Pasca Penembakan di Wilayahnya

Gubernur Papua, Lukas Enembe memberikan keterangan pers usai pertemuan bersama Forkopimda Papua, Jumat (28/12)/Istimewa

JAYAPURA, - Gubernur Papua, Lukas Enembe menyoroti sikap Bupati Kabupaten Nduga, Yairus Gwijangge yang sampai saat ini tidak pernah berada di daerahnya yang sedang terjadi konflik, pasca penembakan pekerja jalan Trans Papua oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) awal Desember lalu . 

Menurut Gubernur, sesuai undang undang otonomi daerah, Bupati mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di daerahnya. Dan tidak serta merta semuanya harus dilimpahkan ke pemerintah provinsi.

"Ini sebenarnya tugas bupati (Nduga) sesuai otonomi daerah. Dimana peristiwa Nduga seharusnya bupati bertanggung jawab atas kejadian seperti ini (teror penembakan KKSB). Oleh karena itu (sudah tekankan) kepada bupati di kabupaten, harus jaga situasi di kabupaten dengan baik, harus menjaga rakyat. Bupati harus tanggung jawab, jangan lepas tangan karena dampaknya rakyat jadi korban," tegas Gubernur saat diwawancarai pers usai memimpin rapat bersama Fokopimnda Papua, di Gedung Negara Jayapura, Jumat (28/12).

Disinggung soal keberadaan Bupati? Gubernur secara tegas mengaku tidak mengetahui keberadaan Bupati Nduga dua periode tersebut.

"Tidak tahu, bupati ada dimana karena tidak pernah lapor sama saya, ini saya tidak tahu posisinya ada dimana," aku Gubernur.

Pasca peristiwa penembakan di daerahnya, Bupati Yairus Gwijangge seolah menghilang. Bahkan sampai saat ini, hanya Wakil Bupati yang selalu tampil di media untuk menginformasikan situasi terkini yang terjadi di daerahnya.

Pertemuan Fokopimda

Sementara itu terkait pertemuan bersama Kapolda Papua, Pangdam Cenderawasih diwakili oleh Danrem 172/PWY, Ketua DPRP, Kabinda Papua, tokoh intelektual Nduga dan jajaran Fokopimda lainnya, Gubernur mengaku pertemuan tersebut adalah untuk menanggapi peristiwa penembakan yang terjadi di Nduga. Apa yang sejatinya menjadi sikap pemerintah daerah Papua dalam mengatasi persoalan tersebut.

"(Seperti peristiwa di Nduga) Forkopimda harus membicarakan dalam diskusi seperti ini. (Dalam artian) tidak akan bicara diluar dari kesepakatan forkopimda. Sehingga ada kasus yang menonjol yang menyangkut kepentingan nasional, harus fokorpimda bicarakan sehingga kita sampaikan kepada publik bahwa (persoalan) itu sudah dibicarakan," tegas Gubernur 

Di kesempatan itu, Gubernur menyampaikan ucapan terima kasih sebesar besarnnya kepada jajaran TNI Polri yang sudah melaksanakan tugas, melakukan pengejaran terhadap kelompok KKSB pimpinan Egianus Kogoya distrik Mbua, Yigi dan Yall

"Kami menyampaikan terima kasih kepada TNI Polri yang sudah melaksanakan tugas disana. (Para pelaku penembakan) harus dikejar sampai dapat," tegas Gubernur.

Hanya saja Gubernur berharap, dalam perburuan tersebut terpenting adalah aparat TNI Polri tidak mengganggu masyarakat setempat.

"Peristiwa ini rakyat kita yang jadi korban, harus amankan rakyat, dan kejar pelaku yang sudah lari ke hutan harus ditangkap,"serunya.

Menurut Gubernur, pembangunan infrastruktur oleh Presiden Jokowi di Papua termasuk di Nduga harus tetap dilanjutkan

"Sebab Jokowi punya komitmen untuk membangun rakyat papua,"pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, perburuan terhadap KKSB pimpinan Egianus Kogoya ini dilakukan aparat gabungan TNI Polri, setelah kelompok yang mengklaim berjuang untuk kemerdekaan Papua ini melakukan penembakan terhadap pekerja jalan Trans Papua di Distrik Yigi Kabupaten Nduga, 2 Desember lalu. Tepatnya sehari setelah peringatan HUT Kemerdekaan Papua, 1 Desember. Peristiwa ini menewaskan, 17 karyawan PT.Istaka Karya tewas, seorang pegawai PUPR dan seorang anggota TNI. Sementara itu berdasarkan data kepolisian terdapat tiga orang warga sipil yang tewas saat dilakukan perburuan oleh tim gabungan TNI Polri. Ketiga warga yang tewas diduga kuat merupakan anggota KKSB.