Karena Alasan Ini Pasukan TNI Polri Harus Ditarik Dari Nduga

Gubernur Lukas Enembe didampingi Sekda bersama Ketua MRP, Ketua DPRP dan jajaran anggota, juga Wakil Bupati Nduga serta sejumlah tokoh gereja membeberkan alasan TNI Polri harus ditarik dari Nduga/Istimewa

JAYAPURA, – Pemerintah Provinsi Papua bersama DPRP, MRP, Komnas HAM dan tokoh gereja di Papua sepakat meminta agar pasukan TNI Polri yang saat ini masih melakukan perburuan terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, agar segera ditarik. Kelompok ini sebelumnya, telah melakukan penembakan terhadap pekerja jalan Trans Papua di Distrik Yigi kabupaten setempat, 2 Desember lalu hingga mengakibatkan 17 karyawan PT Istaka Karya dan seorang pegawai PUPR tewas, serta seorang anggota TNI tewas saat penyerangan pos di Distrik Mbua.

 “Saya Gubernur Papua meminta kepada Presiden RI untuk menarik kembali pasukan TNI - Polri yang ada di Kabupaten Nduga,” tegas Gubernur Lukas usai rapat paripurna DPR Papua, Kamis (20/12) malam.

Gubernur yang didampingi Sekda bersama Ketua MRP, Ketua DPRP dan jajaran anggota, juga Wakil Bupati Nduga serta sejumlah tokoh gereja membeberkan alasan TNI Polri harus ditarik dari Nduga. Menurut dia, saat ini sebagian besar masyarakat distrik Yigi, Yall, Mbua masih bersembunyi di hutan dan trauma untuk kembali bertemu keluarga di kampung untuk merayakan natal bersama.

“Jadi, sikap kita sudah jelas karena bulan Desember ini adalah momentum Natal dan tidak boleh lagi ada TNI-Polri ke Kabupaten Nduga karena masyarakat masih trauma untuk kembali kampung halaman mereka,” tegasnya lagi.

Dia menjelaskan, saat ini masyarakat masih ketakutan dengan insiden saling serang (kontak tembak) antara TNI – Polri bersama kelompok OPM yang masih terjadi hingga saat. Dimana sebut Gubernur, banyak warga sipil yang dikabarkan tewas dalam aksi kontak tembak tersebut. Sehingga membuat warga dari tiga distrik mengungsi sementara ke hutan. Padahal pelaku penembakan (kelompok OPM) diyakni tidak lagi berada di lokasi kejadian dan sudah melarikan diri ke hutan

“10 tahun menjadi Bupati Puncak Jaya, saya tahu karakter para penyerang ini dimana biasanya ketika mereka (OPM-red) sudah selesai menyelesaikan aksinya langsung lari tinggalkan tempat yang ada hanya masyarakat biasa, sekarang masyarakat sudah lari juga ke hutan karena takut,” ujarnya prihatin

Warga Takut

Ketua DPR Papua, Yunus Wonda juga menegaskan hal yang sama. Bahwa semua pasukan TNI - Polri yang ada di Kabupaten Nduga harus ditarik kembali. Karena paska penembakan terhadap pekerja jalan telah membuat penduduk asli setempat ketakutan di negerinya sendiri.

“Saya atas nama pimpinan DPRP menyampaikan seruan kepada Presiden Republik Indonesia, Panglima TNI, Kapolri dan seluruh jajaran TNI - Polri dari pusat sampai daerah buatlah kami tenang di bulan natal ini,”serunya.

Menurut Yunus, insiden di Kabupaten Nduga sama dengan insiden penembakan warga sipil di Paniai oleh aparat TNI. Dimana terjadi di bulan desember sehingga masyarakat tidak mengalami kedamaian dalam merayakan hari natal kristus

“Kami minta kepada Presiden, Panglima TNI, Kapolri untuk menarik semua pasukan dari Nduga dan biarlah masyarakat kembali ke rumah mereka berkumpul bersama sanak saudara untuk merayakan natal kelahiran sang penebus juruslamat,” pintanya.

Di kesempatan itu Yunus Wonda mengajak TNI dan Polri untuk bersama sama bergandengan tangan menciptakan kondisi di Papua yang damai dan aman dalam merayakan natal 2018.

“Kami harap tidak ada pergesekan antara aparat keamanan dengan masyarakat di dalam bulan desember ini dan berilah kenyamanan bagi seluruh orang diatas tanah Papua supaya orang Papua mencintai bangsa dan negara Indonesia,”harapnya.

Kepada semua umat kristiani mari kita belajar mengampuni karena Tuhan Yesus itu mengampuni manusia.

“Saya serukan untuk kembalikan kondisi kenyamanan, ketenangan, keamanan, kedamaian sukacita kepada orang Papua dan berharap seluruh aparat diatas tanah ini mari sama - sama kita menjaga kedamaian dan sukacita,”serunya.*