Minta Merdeka

Forum Solidaritas Rakyat Papua Peduli HAM Sampaikan Pesan Politik dan HAM ke DPR-PB

Forum Solidaritas Rakyat Papua Peduli HAM dalam orasi politiknya menyampaikan pesan politik dan HAM kepada DPR Papua Barat/Albert

MANOKWARI,- Hujan yang mengguyur Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat tidak menyurutkan semangat rakyat Papua yang tergabung dalam Forum Solidaritas Rakyat Papua Peduli HAM untuk menyampaikan aspirasi ke gedung DPR Papua Barat, Senin (10/12).

Inilah orasi pesan politik aktivitis Papua pada momen 10 Desember 2018 tentang hari HAM Sedunia. Adapun mereka yang tergabung sebagai aktivis Papua, yakni KNPB, WPNCI, NFRPB, FIM, GEMPAR, KA ULMWP, AWEPA, PMKRI, GARDA, P-BEM Unipa dan rakyat peduli HAM Papua, perwakilan Mama Papua.

Dari forum independen mahasiswa Papua, Arnold Alitopo dalam orasi pesan politik Papua merdeka menyampaikan bahwa Papua merdeka merupakan solusinya. Apalagi negara Indonesia menjamin hak-hak kebebasan segala bangsa.

Alitopo mengemukakan, kalau generasi muda Papua harus lawan Indonesia, sebab nyawa Papua sangat mahal. Katanya dia, pembangunan seperti jalan trans Papua dan gedung setingkat apapun di Papua bukan solusinya, sebab Papua ingin menentukan nasib sendiri.

Salah satu aktivis Papua Wilson Wader dalam pesan politik Papua, bahwa hak menentukan nasib sendiri adalah solusi kedamain di tanah Papua.

Gubernur WPNA West Papua, Markus Yenu dalam orasi politik juga menegaskan bahwa sekian tahun Papua telah intergrasi kedalam NKRI, namun orang Papua terus mendapat intimidasi dan saat ini negara Papua belum menyelesaikan masalah Papua.

Bahkan, tegas Yenu, kalau persoalan Papua sudah sampai ke PBB. Oleh karenanya, Yenu berpesan kepada rakyat Papua untuk bedoa agar perjuangan ini tetap berlanjut.

Aktivitas Papua lainnya dari WNPCI West Papua, Dance Bleskadit pun sampaikan orasi politik Papua.  Bahkan secara terbuka Dance Bleskadit mengaku bahwa ia sementara adalah status tahanan politik.

Ketegasannya bahwa negara Indonesia tidak tauh malu, sebab pelanggaran HAM terus terjadi diatas tanah Papua.  Menurutnya lagi, bahwa bangsa rakus dan tidak tauh malu. Hal ini disampaikan disaat momen hari HAM Sedunia pada 10 Desember 2018. Selanjutnya aktivis Papua dari Gempar juga meminta agar kembalikan hak orang Papua.

Salah satu mahasiswa dari BEM Unipa yang notabene non-Papua turut bersuara tentang masalah HAM Papua, dimana ia berbicara bahwa Papua tidak bisa tanpa Indonesia, sebaliknya Indonesia tidak bisa tanpa Papua. Oleh karena itulah rakyat Papua menyatakan sikap untuk merdeka.

"Keadilan di Papua sangat dibutuhkan, sebab rakyat Papua jangan terindas dengan masalah di Papua. Dimanakah letak keadilan negara ini bagi rakyat Papua?" teriak mahasiswa.

Panglima Parlemen Jalanan Papua Barat Ronald Mambieuw dalam orasi politik menyatakan bahwa, Papua dan Indonesia bagaikan perkawinan silang, maka suatu saat akan terjadi perceraian.

Salah seorang mama Papua juga bersuara bahwa suatu saat Papua akan merdeka. Sebab mama Papua telah melahirkan anak-anak generasi Papua.

Ketua KNPB Wilayah Manokwari Alexander Nekenem menekankan bahwa, kekayaan alam Papua yang dicintai dan rakyat Papua tidak dicintai oleh TNI/Polri, namun mencintai emas di tanah Papua.

Kesejahteraan di Papua bukan solusi, sebab demokrasi dibungkam. "ketika berkumpul dan berdoa saja dibubarkan," tegas Nekenem.

Mewakili DPR Papua Barat, dua diantaranya Imanuel Yenu dan Jhon Dimara ketika menerima aspirasi menegaskan bahwa, setelah menerima aspirasi ini mereka akan tindak lanjut dan bukan untuk dibuang ke dalam tong sampah, namun aspirasi itu akan diserahkan dan diteruskan untuk dibahas di lembaga DPR bersama pimpinan dan anggota dewan.

Salah satu anggota DPR Papua Barat Jhoni Dimara mengatakan bahwa, aspirasi ini akan ditindaklanjuti dan akan membentuk dengan pansus yang akan dibentuk dalam lembaga ini.

Setelah aksi damai di bawah cuaca buruk di halaman depan gedung DPR Papua Barat, massa pun membubarkan diiri secara tertib setelah doa bersama. Massa juga menyampaikan terima kasih karena telah menjaga aksi ini sampai tuntas. *