Jelang Natal dan Tahun Baru, BI Siapkan Dana Rp 5,4 Triliun

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto (berdiri) saat memberikan pernyataan kepada sejumlah wartawan/Djarwo

JAYAPURA,- Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua telah menyiapkan dana sekitar Rp 5,4 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai daerah yang akan disalurkan melalui sejumlah perbankan, termasuk di tujuh kas titipan.

Diungkapkan Kepala BI Perwakilan Provinsi Papua, Joko Supratikto, menjelang Natal dan Tahun Baru 2019 kali ini, perbankan termasuk tujuh kas titipan lainnya memproyeksikan kebutuhannya sebesar Rp4,4 triliun.

Kebutuhan Uang Kartal tersebut meningkat 160 persen atau sekitar Rp1,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, yang terbagi dalam Uang Pecahan Besar (UPB) 82 persen atau sebesar Rp 3,7 triliun dan Uang Pecahan Kecil (UPK) 18 persen atau sebesar Rp 571,7 miliar.

“Tahun ini memang terjadi peningkatan permintaan kebutuhan UPK sebesar 17 persen. Dengan demikian, diharapkan dana yang sudah tersedia itu, mampu membantu dalam menstabilkan harga karena kenaikan harga suatu barang juga dipengaruhi oleh kelangkaan Uang Kartal (khususnya Uang Pecahan Kecil) untuk pengembalian dalam setiap transaksi,” ujar Joko di Jayapura, Selasa (4/12).

Untuk menjawab kebutuhan perbankan dan 7 kas titipan tersebut, saat ini BI telah menyiapkan Uang Kartal sebesar Rp 5,4 trilun dengan UPB sebanyak Rp 4,5 triliun dan UPK sebanyak Rp 428 miliar. Pendistribusian uang tersebut juga telah dilakukan sejak pertengahan November lalu, sehingga diharapkan kebutuhan Uang Kartal pada saat menjelang Natal dan Tahun Baru ini, sudah bisa terpenuhi.

“Saat ini, aliran uang kartal itu menunjukan posisi net outflow pada triwulan III 2018 sebesar Rp 358 miliar. Posisi net outflow ini menggambarkan besarnya uang yang keluar dari sistem pembayaran pada triwulan III sesuai dengan pola historis. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan untuk memasuki ajaran baru sekolah dan perayaan Idul Adha, sehingga masyarakat cenderung menarik uang kartal dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan,” jelas Joko.

Bila dilihat lebih lanjut, net outflow uang dari BI pada triwulan III 2018 bersumber dari uang masuk sebesar Rp 1,67 triliun, hal itu lebih sedikit dibandingkan dengan uang keluar yang tercatat sebesar Rp 2,03 triliun. Jika dibandingkan dengan kondisi net outflow di triwulan III 2017 lalu, kondisi pada triwulan III 2018 ini lebih rendah. *