Tragedi Kemanusian

Kabar Pembunuhan Puluhan Pekerja di Nduga Atas Perintah Komandan KSB Saat Upacara 1 Desember

Foto: Roberth

JAYAPURA,-Plt Komnas HAM Papua Frits Bernard Ramandey, mengaku sudah mendapat laporan terkait dugaan pembunuhan para pekerja jembatan di Nduga, Senin (3/12)  pukul 14.00 WIT, dan sedih  mendengarnya. “Ini tragedi  kemanusia  yang perlu dikutuk,’tegasnya kepada wartaplus.com, Selasa (4/12) pagi.

Dari laporan yang diterimanya, perintah pembunuhan oleh komandan tertinggi  saat upacara peringatan 1 Desember yang disebut-sebut harinya Papua Merdeka. “Perintah membunuh oleh komandan  tertinggi diantara mereka saat upacara,”ujarnya.

Kata Frits, ada dua kejahatan kemanusian  yang dilakukan.”Pertama, sumber pembunuhan itu dilakukan  perintah komandan tertinggi sipil bersenjata  dan  yang kedua telah menutup ruang kebutuhan bagi masyarakat sekitar soal akses ekonomi dan pembangunan,”tegasnya.

Seperti diberitakan aparat kepolisian Polda Papua sementara melakukan penyelidikan terhadap dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 31 Pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di kali Yigi dan kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga pada Minggu (2/12).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Mustofa Kamal di Jayapura mengatakan, pada hari pertama 24 orang dibunuh sementara 8 orang menyelamatkan diri ke rumah salah satu anggota DPRD setempat.

"Namun mereka dijemput oleh KKB dan 7 orang dibunuh, sementara 1 orang belum ditemukan. Ini informasi yang kami terima, dan besok saya akan kesana untuk memastikannya,"ujar Kamal Senin (3/12) malam.

Kata Kamal, saat ini pihaknya sementara melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan melakukan pengecekan tentang informasi tersebut."Saat ini personil gabungan TNI/Polri telah diterjunkan untuk mengecek informasi tersebut dan selalu siap melakukan evakuasi terhadap para korban dan menangkap para pelaku,"ujarnya.*