KM Sirimau Tidak Layak Berlayar, Mervin Komber: Sorong-Manokwari Tempuh 26 Jam

Senator Papua Barat Mervin Sadipun Komber saat turun dari KM Ciremai setelah berlayar 26 jam Sorong-Manokwari saat masa reses/Albert

MANOKWARI,- KM Sirimau menempuh pelayaran Sorong-Manokwari bisa ditempuh hampir 26 jam. Lambannya pelayaran kapal ini dinilai sudah tidak layak untuk terus beroperasi.

Hal ini disampaikan Ketua Badan Kehormatan DPD RI Mervin Sadipun Komber, Rabu (7/11) saat menumpang kapal milik PT Pelni tersebut. "Artinya kelayakan kapal itu sudah tidak bisa, sebab mesin kapal mati-mati di tengah laut saat berlayar. Padahal Sorong-Manokwari seharusnya ditempu belasan jam, namun karena kendala mesin kapal mati hampir 2 kali dan menggunakan satu mesin dan kita berlayar selama 26 jam," ungkap Mervin.

Hal ini terbukti saat Mervin hendak bertanya kepada kapten kapal, sebab selain memastikan fasilitas dan kelayakan berlayar moda Transportasi laut, senator asal Papua Barat itu menumpang KM Sirimau dari Sorong tujuan Manokwari untuk memastikan kelayakan pelayaran di Papua Barat.

Ternyata apa yang dilakukan Mervin pada masa reses ke Papua Barat banyak ditemukan pelayaran yang tidak layak dan perlu disikapi oleh pemerintah daerah Papua Barat.

Tegas Mervin bahwa kalau pemerintah melihat kapal-kapal pelayaran di Papua Barat tidak layak, maka surati pihak Pelni dan pemerintah pusat agar memastikan kelayakan kapal yang sedang dan akan berlayar ke Papua Barat, sebab kalau memang tidak layak berlayar sebaiknya dihentikan saja.

Sementara itu, Panglima Parjal di Manokwari, Ronald Mambieuw juga sempat pertanyakan moda transportasi laut dan udara yang dikasih melayani masyarakat Papua saat ini.

Menurutnya, rata-rata moda transportasi itu sudah dipakai bertahun-tahun di tanah Jawa, kemudian dialihkan ke Papua dan Papua Barat. "Jadi, rata-rata setiap barang bekas yang sudah dipakai di tanah Jawa, itulah yang dikasih ke Papua dan Papua Barat sehingga tidak boleh heran lagi," tambah dia. *