Anggota Babinsa di Paniai Tewas Dikeroyok Pemuda Mabuk

Jenazah Anggota Kodim 1705/Paniai Sertu Surya Ganda Putra Silalahi saat dievakuasi dari rumah sakit setempat/Istimewa
JAYAPURA, - Seorang anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Kodim 1705/Paniai,Sertu Surya Ganda Putra Silalahi tewas mengenaskan setelah dikeroyok sekelompok pemuda mabuk di kampung Waroki Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Senin (22/10) pukul 19.45 waktu setempat.
 
Korban tewas dengan luka sabetan parang di bagian leher hingga nyaris putus. Sementara satu orang dari kelompok pemuda yang menyerang korban, bernama Daud Oyom tewas tertembak oleh korban.
 
Kepala penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Muh.Aidi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian naas tersebut. Dikatakan, kasus kekerasan yang menyebabkan meninggalnya salah seorang prajurit Kodam Cenderawasih tersebut, sudah dilimpahkan ke pihak kepolisian setempat untuk di proses hukum lebih lanjut.
 
"Kasus itu kami serahkan sepenuhnya kepada rekan kami dipihak Kepolisian mengingat kasus tersebut merupakan tidak kriminal murni," kata Aidi saat dikonfirmasi viat telepon, Selasa siang.
 
Dia menjelaskan, kronologis kejadian bermula ketika yang merupakan angota Babinsa di kampung tersebut sedang menjalankan tugas pemantauan wilayah dan melintas di sebuah jembatan yang mengarah ke Kampung Waroki Distrik Nabire Barat.
 
"Setibanya di lokasi kejadian korban mendapati sekelompok pemuda yang diduga berjumlah tujuh orang yang dipengaruhi minuman keras. Mereka melakukan penghadangan terhadap Sertu Surya (korban). Diduga terjadi cekcok yang berbuntut pada penganiayaan dan pembacokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia," jelas Aidi
 
Lanjut katanya, pada saat terjadi pengeroyokan dan pembacokan, korban masih berada di atas sepeda motor. Dia berupaya melakukan pembelaan diri dengan mengeluarkan tembakan peringatan. Namun karena terdesak dan mengalami luka bacok di bagian leher, dalam suasana gelap memberikan tembakan melumpuhkan dan mengenai bagian dada dari salah seorang pembacok yang mengakibatkannya meninggal dunia.
 
"Dalam kasus ini ada dua orang meninggal dunia yakni anggota kami dan salah seorang pelaku. Kami pun menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini," terangnya.
 
Aidi menambahkan, saat ini jenazah korban masih berada di Kodim Paniai dan belum diketahui apakah akan diterbangkan ke kampung halaman di Medan atau tidak.
"Kami masih menunggu informasi lebih lanjut, jenazah korban masih berada di Kodim dan menunggu arahan berikutnya," ucapnya.
 
Aksi kriminalitas yang disebabkan karena pengaruh miras tentunya sangat disayangkan. Menurut Aidi hal ini karena kesadaran hukum sebagian masyarakat Papua khususnya di daerah-daerah pedalaman masih sangat rendah. Selain itu kebiasaan  masyarakat membawa senjata tajam, membuat mereka mudah sekali tersulut emosi untuk melakukan tindakan anarkis, main hakim sendiri dengan mengabaikan hukum positif. 

"Pihak kami bersama kepolisian masih berusaha mencari dan mengumpulkan keterangan terkait kasus ini. Kalau ada permasalahan mestinya tidak harus diselesaikan secara anarkis, mari kita menghormati hukum positif yang berlaku," sesal Aidi.

"Kami juga mengimbau seluruh komponen masyarakat agar meninggalkan kebiasaan membawa senjata tajam kemana-mana. Karena akan mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat. Polisi telah mengeluarkan larangan membawa sajam maupun senjata lainnya, tetapi tentunya tidak hanya cukup dengan larangan dan pengawasan dari pihak keamanan. Namun dituntut kesadaran dari seluruh komponen masyarakat untuk taat hukum agar tercipta kondisi masyarakat yang aman, damai dan sejahtera," imbaunya.

Selain itu kebiasaan mengkomsumsi miras juga merupakan penyakit sosial masyarakat sebagai sumber terjadinya berbagai tindakan kriminal dan sangat meresahkan masyarakat.