Tembakan Peringatan dan Gas Air Mata Bubarkan Massa

Jenazah Diarak ke Mapolres Sorong Berakhir Ricuh

Ratusan warga dari suku Seram bagian timur yang ada di wilayah Sorong, mengarak jenazah salah satu warganya, Roka Suwakul, dari RSUD Sele Be Solu menuju Mapolres Sorong Kota/Ola

SORONG,-Ratusan warga dari suku Seram Bagian Timur yang ada di wilayah Sorong, mengarak jenazah salah satu warganya, Roka Suwakul, dari RSUD Sele Be Solu menuju Mapolres Sorong Kota yang berjarak sekitar lima kilometer di Kota Sorong, Papua Barat, Senin (22/10).

Tiba didepan pintu gerbang Mapolresta terjadi aksi adu mulut dan saling dorong antara warga dengan Polisi, karena Polisi melarang jenazah almarhum dibawa masuk ke halaman Mapolresta.

Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Seram Bagian Timur Papua Barat, Abdullah Gazam menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga atas lambatnya pihak kepolisian menangani perkara penganiayaan dua pekan lalu hingga menyebabkan kematian warganya yang sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit.

"Terhitung sudah hampir dua minggu kejadian ini tidak tertangani secara baik. Padahal saksi korban ada, kemudian ada indikasi pelaku itu ada. Olehnya itu yang terjadi adalah bentuk kekecewaan warga masyarakat seram bagian timur terhadap penanganan di polsek Sorong Timur yang lamban," terang Gazam.     

Sementara itu, Wakapolres Sorong Kota, Kompol Hengky Kristanto mengkui bahwa polisi sudah menahan tiga warga yang diduga terlibat penganiayaan terhadap dua warga seram timur. Saat ini Polisi sedang mencari bukti tambahan, sebelum menetapkan mereka sebagai tersangka.

"Di daerah Malibela, ada orang-orang yang dikeroyok oleh massa sehingga salah satunya pagi tadi meninggal dunia. disini yang menimbulkan ketidak puasan dari masyarakat sehingga masyarakat melaksanakan aksi ke Polres. Tetapi dalam negosiasi yang terjadi tadi tidak ditemukan titik temu," ujar Hengky.

Dalam aksi tersebut sempat terjadi kericuhan dimana, aksi massa yang dihadang aparat kepolisian saat memaksa masuk ke halaman Mapolres mulai berbuat anarkis. Sejumlah senjata tajam terlihat dibawa oleh pendemo. Selain itu massa juga melempari petugas dengan botol air mineral dan batu.

Akibat kejadian tersebut, Polisi sempat melakukan tembakan peringatan dan melepaskan gas air mata.
Massa yang dibubarkan paksa kemudian berlari disepanjang jalan Ahmad Yani dan sempat membakar ban, karton dan kayu namun segera dipadamkan mobil water canon milik polres.

Polisi yang menyisir dan mengejar sejumlah pendemo akhirnya mengamankan 3 orang pemuda yang diduga sebagai provokator.
Sedangkan warga lainnya akhirnya membawa jenazah munuju rumah duka untuk disholatkan dan selanjutnya dimakamkan.

Polisi pun berjanji akan segera menangkap pelaku penganiayaan dan memproses hukum pelaku, jika bukti-bukti yang diperlukan sudah terkumpul.
Aksi demo yang dilakukan sempat membuat arus lalu lintas lumpuh total selama kurang lebih sejam dan berhasil menjaga keamanan kembali kondusif.*