Belajar adalah Pengalaman Penuh Makna

Dara Retno Wulan/Istimewa

Oleh: Dara Retno Wulan

Ingatkah kita, Kapan Ir. Soekarno lahir? Apa bunyi hukum Newton 1? Dulu kita menghafal data-data sejarah ataupun teori sebelum ulangan.

Ketika hal itu ditanyakan sekarang atau seminggu setelah ulangan biasanya kita sudah lupa. Namun ketika kita ditanya, kapan tanggal pernikahan kita? Kita Pasti ingat. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Salah satu prinsip kerja dari otak manusia adalah otak mencari informasi yang bermakna. Informasi yang bermakna bisa diingat dalam jangka waktu yang lama (Long Term memory). 

Sebaliknya, apabila dirasa tidak bermakna akan diingat sementara (Short Term Memory).

Informasi tentang lahirnya pahlawan, bunyi teori adalah contoh informasi yang hanya bersifat hafalan. 

Informasi-informasi tersebut kurang bermakna sehingga disimpan sementara dalam otak dan cepat kita lupakan.

Berbeda dengan informasi tentang tanggal pernikahan kita. Peristiwa pernikahan adalah pengalaman yang kita alami dan rasakan sehingga sangat bermakna. Karena sangat bermakna maka tanggal pernikahan selalu kita ingat.

Bagaimana hubungan prinsip kerja otak dengan pembelajaran? Prinsip kerja otak yaitu mencari informasi bermakna. Hal itu sangatlah mungkin diterapkan dalam proses pembelajaran. Sehingga sebagai pendidik kita harus mengembangkan pembelajaran bermakna.

Misalkan ketika kita mengajarkan konsep luas segitiga. Guru menunjukkan gambar-gambar pemanfaatan segitiga dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik bereskploasi dengan menggunakan kertas berbentuk persegi. 

Mereka diminta melipat kertas menjadi 2 bagian yang sama besar sehingga terbentuk segitiga. Guru menanyakan, Bagaimana luas segitiga? Siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya. 

Dari situ munculah pemahaman bahwa luas segitiga adalah setengah dari luas persegi. Sehingga diperoleh rumus luas segitiga.

Kegiatan tersebut adalah contoh pembelajaran bermakna karena:

1. Siswa memahami manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Guru menggunakan benda kongkrit untuk bereksplorasi.

3. Guru mengkaitkan konsep luas segitiga dengan luas persegi yang sudah dipelajari.

4. Terjadi diskusi, sehingga peserta didik menemukan rumus luas segitiga.

Kegiatan belajar yang membawa pengalaman penuh makna akan mengakar kuat di otak peserta didik. 

Dengan pengalaman belajar bermakna siswa tahu apa dan bagaimana sebuah konsep dihasilkan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Tentu pembelajaran bermakna juga perlu dikemas menyenangkan supaya siswa termotivasi belajar.

Tidak hanya di Matematika, pembelajaran bermakna sangat bisa diterapkan di semua materi. Guru harus mengembangkan ide-ide pengajaran kreatif yang memunculkan pengalaman penuh makna.***

Dara Retno Wulan, Ketum Yayasan IPCDiskusi pendidikan kunjungi kami di email:[email protected] atau ig: yayasaninsanpua