Begini Penjelasan Managemen RSUD Jayapura Terkait Curhatan Dr.Gracia yang Viral di Medsos

Rumah Sakit Daerah Jayapura/Net

JAYAPURA, -Menanggapi curhatan Dr. Gracia Daimboa, Sp.PD di media sosial terkait kondisi memprihatinkan Rumah Sakit Daerah Jayapura yang kemudian menjadi viral, pihak managemen rumah sakit akhirnya angkat bicara.

Kepada awak pers di Jayapura, Senin (20/8), Pelaksana tugas (plt) Direktur RSUD Jayapura, Anggiat Situmorang membenarkan kondisi tersebut.

Menurut dia, saat ini managemen rumah sakit tengah melakukan pembenahan untuk berbagai persoalan yang terjadi.

"Pembenahan ini tidak semudah membalikan telapak tangan, ada prosesnya.  Kami mulai dari perencanaan dulu kemudian pelaksanaan," katanya.

Terkait pembenahan ini, pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan BPKP.

"Jadi tidak ada permasalahan, hanya saja perbaikan managemen ini kan butuh proses,"kilahnya

Persoalan Sederhana

Terkait persoalan di kamar operasi maupun  laboratorium, Anggiat mengaku ini hanyalah persoalan sederhana.

"Di kamar operasi itu, ada salah satu alat sterilisasi, yang sudah berumur tua dan bulan Februari (lalu) sudah di perbaiki, tapi rusak lagi. Alat ini kita pesan melalui e - catalog, jadi alat ini datang awal bulan September ini. Setelah datang, tidak langsung di pakai tapi di lihat tatanannya dulu dan di mana posisinya," jelasnya. 

Adapun alat sterilisasi dipergunakan untuk mensterilkan semua alat yang dipergunakan sebelum operasi supaya tidak terinfeksi dengan pasien lain.

Menyikapi kondisi ini, ungkap Anggiat, pihaknya telah bekerjasama dengan rumah sakit Abepura dan Yowari. 

"Sehingga jika ada pasien yang harus dilakukan rumah sakit maka dilakukan operasi disana,"ungkapnya.

"Tadi malam kami selesai rapat dan kesimpulan kami tadi malam untuk yang emergensi tetap  di layani, tetapi yang rutin atau yang bisa di tahan atau dilakukan  di rumah sakit lain. Pembayarannya tetap kami bayar sesuai dengan tarif karena anggaran ada di kami," jelasnya.

Dikatakan Anggiat apa yang dikerjakan tidak semuanya harus dipublikasikan di media.

"Yang penting kami kerja jujur. Masalah perbaikan manajemen ini pastinya adanya pro dan kontra, yang jelasnya kerja jujur,"akunya. 

Sementara itu terkait banyaknya alat pemeriksaan di laboratorium yang rusak, Anggiat mengaku, untuk mempercepat pelayanan maka secepatnya akan dilakukan pengadaan alat laboratorium. 

"Memang ada bendaharan kami belum masuk sejak 14 juni lalu sampai detik ini belum masuk, jadi kami belum tau apakah melarikan diri atau bagaimana. Yang jelas kami sudah melaporkan ke pihak yang berwajib,"akunya. 

Banyak Rintangan

Sementara itu Asisten Bidang Umum Sekda Papua, Elysa Auri mengatakan pembenahan rumah sakit merupakan langkah yang baik yang telah diambil pemerintah provinsi meski banyak rintangan yang dihadapi. Apalagi penunjukan seorang plt direktur yang bukan dari kalangan medis.

"Plt RSUD bukan dokter tapi karena beliau mempunyai kapabilitas, bagaimana satu konsep memberikan manajemen yang baik. 

Ini persoalan pemerintah provinsi Papua yang kita belum jawab,"urainya 

" Jadi langkah itu yang kami ambil, kami tidak melihat kepentingan siapa di tempat itu disitu. Rumah sakit dok 2 itu sudah masuk dalam rencana aksi KPK, KPK ada ikut di dalam, maka dari itu kita diminta membuat manajemen yang baik. Setelah kita buat baik, kita akan lepas dan jalan,"sambungnya.

Elysa mengimbau kepada semua pegawai rumah sakit, tetap mengikuti mekanisme proses yang ada untuk memperbaiki suatu manajemen di lembaga rumah sakit.

"Mari dengan tujuan ini para pegawai RSUD membantu plt dirut RSUD untuk membuat rumah sakit lebih baik. Sehingga menjadi rumah sakit rujukan nasional di Papua. Kalau tidak masyarakat kita mau kemana kalau tidak ke sana karena disitulah masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan pemerintah, jadi bekerja lah sesuai fungsinya," ajaknya*