Dokter Spesialis Kandungan RSUD Jayapura Berhasil Mengoperasi Pasien Tumor Mioma Uteri Seberat 5,67 Kg

Dokter Hermanus Suhartono dan tim berhasil melakukan operasi pengangkatan tumor mioma seberat 5,67 kg di RSUD Jayapura/istimewa

JAYAPURA, wartaplus.com — Dr. dr. Hermanus Suhartono Sp.OG,Subsp.FER, salah satu dokter senior spesialis kandungan di RSUD Jayapura, Papua berhasil melakukan operasi bedah laparatomi terhadap seorang wanita berinisial HT (52 thn) asal Kabupaten Keerom yang menderita tumor mioma uteri, Selasa (05/12)

Dibantu dua asistennya, dokter Suhartono berhasil mengangkat tumor seberat 5,6 kilogram dari rahim sang ibu tersebut.

“Ini sebenarnya kasus langka dan sulit operasinya, tetapi Puji Tuhan kita berhasil mengangkat miom seberat 5,67 kilogram dari rahim pasien. Pasien ini setahun lalu sudah pernah operasi, tetapi miomnya timbul lagi sebesar kira-kira 30 x 20 sentimeter,” ungkap dokter Suhartono.

Menurut ia, dalam kasus ini terdapat perlekatan hebat dengan usus, omentum dan dinding samping perut kiri dan kanan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan tindakan adhesiolisis atau melepaskan perlekatan secara hati-hati.

“Dilanjutkan hysterectomy extended atau mengangkat uterus miomatosus secara utuh, kontrol perdarahan, dan dinding perut dijahit lapis demi lapis,” urainya.

Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) RSUD Jayapura ini menjelaskan, mioma uteri adalah tumor di dalam rahim yang berkembang sama seperti janin. Akibatnya, perut pasien membesar seperti sedang hamil.

“Kasus miom pada wanita hampir 5-10 persen ada. Jadi harus selalu dilakukan pemeriksaan untuk deteksi lebih dini, jangan sampai sudah besar, tunggu nyeri, susah buang air besar baru ke rumah sakit,” ujarnya mengingatkan.

Keberhasilan operasi ini menunjukkan bahwa RSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Tanah Papua, semakin maju dan mampu dalam menangani kasus pasien berat. Oleh karena itu, Suhartono mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sejumlah layanan di RSUD Jayapura demi kesembuhannya.

“Sebab kalau dirujuk ke luar Papua, tentu lebih mahal biayanya. Mulai dari pengantar, tempat tinggal, makan minum dan sebagainya. Pasti butuh biaya mahal. Kalau Pemda ada duit untuk biayai, kalau tidak ada kan pasti berat,” tuturnya.

Dokter Suhartono yang juga menjabat Direktur Pusat Pelatihan Laparaskopi Indonesia Timur ini menambahkan, sebenarnya RSUD Jayapura memiliki banyak layanan keunggulan. Hanya saja, masyarakat Papua selama ini lebih banyak mengetahui hal-hal negatif, dibandingkan memanfaatkan keunggulan itu untuk kesembuhannya.

“Sekali lagi, kami berterima kasih kepada Direktur dan manajemen RSUD Jayapura atas dukungan fasilitas untuk mendukung kami melakukan operasi ini, sekalipun di tengah kekurangan dana,” tutupnya.

Apresiasi

Sementara itu, Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada dr. Hermanus Suhartono dan tim operasi yang telah sukses menolong dan menyelamatkan satu nyawa pasien Orang Asli Papua (OAP).

Menurutnya, di tengah keterbatasan dana, RSUD Jayapura terus melakukan efisiensi anggaran sehingga bisa melakukan skala prioritas pelayanan, termasuk operasi pasien dengan kasus berat dan langka seperti ini.

“Kami terus berusaha tampil sebagai rumah sakit rujukan tertinggi sesuai harapan masyarakat dan negara. Operasi hari ini membuktikan bahwa kami bisa melakukan operasi besar sehingga tidak perlu lagi pasien seperti ini dirujuk ke luar Papua,” tutur Aloysius.

Masih terkait penanganan tumor atau kanker, kata Aloysius, saat ini manajemen tengah menggenjot pembangunan bunker radioterapi yang tidak lama lagi akan beroperasi. Dengan demikian, para pasien kanker tidak perlu lagi dirujuk ke luar Papua untuk menjalani kemoterapi.

“Sekali lagi saya meminta masyarakat Papua, jangan hanya lihat dari kekurangan kecil kami seperti air habislah, WC tidak berfungsi, tetapi juga lihat keberhasilan para dokter hebat yang sukses menangani operasi besar menyelamatkan pasien di Tanah Papua seperti ini,” pungkas Aloysius.**