JAYAPURA, wartaplus.com - Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, secara resmi melepas 10 kontainer berisi 196,7814 meter kubik kayu olahan tujuan Shanghai, China dari Pelabuhan Jayapura, Selasa siang (25/11/2025).
Prosesi pelepasan dilakukan melalui pengguntingan pita dan pembukaan kontainer, disaksikan Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, Pj Sekda, unsur Forkopimda, Pelindo, Sucofindo, Balai Karantina, serta Direktur PT Semarak Dharma Timber, Feri Thamsil selaku eksportir.
Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Papua, Anthon Imbenai menjelaskan bahwa pengiriman ini merupakan tahap kelima sepanjang tahun 2025. Empat tahap sebelumnya berlangsung pada Oktober dan November, total 43 kontainer dengan 799,4190 meter kubik kayu olahan telah dikirim ke China.
Ia menegaskan bahwa ekspor berkelanjutan ini menjadi tonggak penting bagi penguatan ekonomi daerah serta pemberdayaan masyarakat Papua melalui sektor industri pengolahan kayu.
Dalam sambutannya, Gubernur Fakhiri menilai ekspor ini sebagai bukti bahwa Papua mampu meningkatkan nilai tambah produk melalui proses industri yang modern dan berkelanjutan. Upaya ini, kata dia, sejalan dengan agenda Misi Papua Produktif yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, mandiri, dan kompetitif.
Menurutnya, peningkatan industri pengolahan di Papua akan membuka lapangan kerja bagi generasi muda, menaikkan pendapatan masyarakat lokal, serta melahirkan ruang usaha baru yang menopang ekonomi daerah. Ia juga mengapresiasi pelaku industri kayu yang telah menerapkan prinsip legalitas, menjaga keberlanjutan bahan baku, serta membangun hubungan baik dengan masyarakat adat.
“Saya titip, jangan sekali-sekali bermain dengan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat. Mereka harus dihormati,” tegas Fakhiri.
Ia berharap keberhasilan ini dapat memicu bertumbuhnya lebih banyak industri pengolahan di Papua, sehingga kekayaan alam tidak hanya dikirim keluar dalam bentuk mentah, tetapi memberi nilai ekonomi langsung bagi masyarakat Papua.
Direktur PT Semarak Dharma Timber, Feri Thamsil menambahkan bahwa selain China, perusahaannya juga mengekspor kayu olahan ke India dan Australia. Jika sebelumnya pengiriman harus melalui Surabaya, ia memastikan bahwa mulai 2026 ekspor akan dilakukan langsung dari Jayapura karena biaya logistik kini sudah setara dengan Surabaya.
“Kami sudah bernegosiasi dengan perusahaan pelayaran. Mulai tahun depan kapal ekspor bisa langsung berangkat dari Jayapura,” ujarnya.**

