
JAYAPURA, wartaplus.com - Tim gabungan Brimob Polda Papua, Polres Yalimo, dan Satgas Ops Damai Cartenz akhirnya berhasil menemukan satu korban kerusuhan Yalimo bernama Muhammad Nasir dg Mappa (44 thn) dalam kondisi tak bernyawa di lereng tebing pinggiran sungai, tak jauh dari lokasi camp PT Paesa, jalan Trans Yalimo - Jayapura, Kampung Wara, Distrik Elelim Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (20/09/2025).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito dalam keterangan persnya, Minggu (21/09/2025), mengatakan, saat ditemukan kondisi korban sudah tak bernyawa dan terdapat beberapa anak panah yang masih menancap di tubuhnya.
“Korban ditemukan sekira pukul 15.36 Wit, di tebing pinggir sungai. Jenazah kemudian dievakuasi ke rumah sakit Er Dabi Yalimo,” ungkap Kombes Cahyo.
Tim gabungan mengalami kesulitan dalam pencarian dan juga proses karena lokasinya yang sulit di lereng tebing dan tertutup pepohonan yang lebat.
“Kondisi korban saat ditemukan terdapat beberapa anak panah masih tertancap di tubuhnya, dan terdapat sejumlah luka akibat benda tajam,” terangnya.
Lanjut Kombes Cahyo, jenazah korban setelah dievakuasi ke RS Er Dabi selanjutnya dibawa ke Wamena untuk kemudian diterbangkan ke Kampung halamannya di Makassar Sulawesi Selatan.
Sementara itu, informasi terkait korban kerusuhan, Cahyo menyebut pada hari ini juga telah dievakuasi 2 korban yakni Bripda Muh. Aqsa dan Aiman seorang pelajar. Keduanya mengalami luka berat di bagian kepala sehingga harus menjalani penanganan medis lebih lanjut di RS Bhayangkara Kotaraja, Jayapura.
Kabid Humas Kombes Cahyo mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua dan terkhusus masyarakat Yalimo untuk bersama sama menjaga situasi kamtibmas tetap aman dan kondusif.
“Hindari provokasi yang disebarkan oknum tertentu melalui berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbaunya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan Yalimo pecah berawal dari pertengkaran antar pelajar SMA. Dimana perkataan salah satu pelajar, dinilai menyinggung, menghina pelajar lainnya yang merupakan warga asli Yalimo.
Tak terima, para pelajar kemudian beraksi dengan melakukan pembakaran yang kemudian diikuti oleh warga asli setempat bertindak anarkis. Tak hanya melakukan aksi pembakaran, tapi juga menyerang warga lainnya yang merupakan warga nusantara.
Puluhan bangunan dan kendaraan dibakar, belasan orang menjadi korban, dan seribuan orang akhirnya memilih mengamankan diri keluar dari Yalimo menuju Wamena Jayawijaya, dan juga Jayapura.**