LEMASA dan LEMASKO Dukung PTFI dalam Evakuasi Pekerja di Tambang Bawah Tanah

Direktur LEMASA Stingal Jhonny Beanal dan Ketua LEMASKO Gergorius Okoare/Istimewa

TIMIKA,wartaplus.com -  Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) bersama Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (LEMASKO) menyampaikan pernyataan resmi terkait situasi yang tengah terjadi di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia, di mana tujuh pekerja kontraktor masih belum dapat dievakuasi akibat insiden aliran material basah.

Dalam pernyataannya, pimpinan LEMASA dan LEMASKO mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Mimika, khususnya masyarakat adat Amungme dan Kamoro, untuk senantiasa mendoakan kelancaran proses evakuasi.

"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mendoakan yang terbaik agar proses evakuasi berjalan lancar, para pekerja dapat segera kembali dengan selamat, serta kembali berkumpul dengan keluarga tercinta,” kata Ketua Lemasa John Stingal.

Selain itu, Ketua Lemasko Gerry Okoare mewakili lembaga adat tersebut juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban, serta memperlihatkan sikap solidaritas dalam menghadapi cobaan ini.

“Mari kita jaga lingkungan kita agar tetap aman dan tertib. Solidaritas dan persatuan masyarakat adalah kekuatan penting dalam menghadapi situasi sulit ini,” kata Gerry Okoare.

Peristiwa longsor di area tambang bawah tanah GBC Tembagapura terjadi pada Senin (8/9/2025). Saat ini PTFI masih terus berupaya menyelamatkan 7 orang pekerja yang saat ini masih terjebak.

Diketahui, PTFI telah mendatangkan perwakilan keluarga karyawan datang ke Timika agar bisa lebih dekat memantau proses evakuasi dan lebih mudah berkomunikasi mendapatkan informasi.*