Peralihan Uang Kartal ke Uang Digital, Penyebab Turunnya Realisasi SERAMBI 2024 di Papua

Kepala KPwBI Papua, Faturachman saat launching SERAMBI 2024 Papua beberapa waktu lalu/Andi Riri

JAYAPURA, wartaplus.com - Kantor perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua mencatat realisasi kebutuhan uang rupiah secara tunai di periode SERAMBI (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri) tahun 2024 alami penurunan hingga 36 persen dibanding tahun 2023 lalu.

Kepala KPwBI Papua, Faturachman mengatakan penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena bertepatan dengan waktu libur yang panjang, sehingga membuat pemudik pulang lebih awal.

"Juga karena penggunaan uang kartal yang sudah beralih ke uang digital," kata Faturachman didampingi Deputi Kpw BI Papua, Tommy Andreas dalam acara Bincang bincang Media di kantor KPwBI Papua, Kota Jayapura, Selasa (24/04/2024).

Faturachman menguraikan total realisasi outflow (pengeluaran uang) di periode Serambi 2024 mencapai 1.207.116.000.000, jumlah ini menurun dibanding periode Serambi 2023 sebesar Rp1.913.614.000.000.

Adapun realisasi kas keliling di 19 titik penukaran uang yang dilakukan oleh mobil kas keliling Bank Indonesia Papua sebesar Rp9.797.545.000.

Sedangkan total realisasi titik penukaran uang yang dilakukan oleh mobil kas keliling Perbankan sebesar Rp1.448.360.000. Ini terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sebanyak Rp226.950.000 dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebanyak Rp1.221.410.000.

Lanjut Faturachman, untuk total realisasi SERAMBI kas titipan 2024 terjadi penurunan 23,1 persen dari tahun 2023.

"Kas titipan tertinggi tahun 2023 adalah kas  titipan Sorong, sedangkan di tahun 2024 kas titipan tertinggi ada di Merauke," sebutnya.

Sementara itu, realisasi outflow perbankan mulai dari Januari hingga April 2024, ungkap Faturachman, juga terjadi penurunan hingga 5 persen dari tahun 2023.

"Penyebab terjadinya penurunan, salah satunya seperti penggunaan uang kartal yang sudah mulai beralih ke uang digital," sebut Faturachman.**