Video

Demo Untuk Warga Sipil Yang Disiksa Dalam Drum, Pendemo Dibubarkan Dengan Tembakan Gas Air Mata

Demo 'Papua Darurat Militer' dimotori Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM)/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Rencana aksi "Papua Darurat Militer" yang dimotori Front Bersama, GARDA-P, GEMPAR-P, GREEN PAPUA, SONAMAPA, WPNA, GPİRP, KNPB dan Mahasiswa dibubarkan aparat kepolisian di Perumnas III Waena setelah berkumpul dan mencoba bergerak menuju Kantor DPRP Provinsi Papua, Selasa (2/3/2024) pagi.

Aparat mengeluarkan tembakan gas air mata untuk membubarkan para pendemo membuat mereka berlarian melewati rumah-rumah penduduk.

Sebelumnya telah beredar selebaran ajakan turun aksi demo sejak kemarin. Selebaran tersebut bertulisakan, saat umat Kristis di seluruh dunia sedang menyiapkan diri menyambut hari Paskah dan umat muslim yang sedang berpuasa, namun rakyat Papua dihebohkan dengan video penyiksaan yang dilakukan oleh anggota TNI di Puncak Papua.

Bangsa Papua saat ini hidup dalam ketakutan, intimidasi, teror, penyiksaan, pembantaian, diskriminasi dan rasisme yang dilakukan oleh Indonesia.

Tindakan kekerasan terus terjadi di Papua dan dianggap sebagai binatang, terus dibantai oleh militer Indonesia atas nama kedaulatan NKRI. Kekerasan dan kekejaman tidak pernahı berhenti, orang Papua justru semakin jauh dari keadilan dan penghormatan terhadap kemanusiaan dengan harapan hidup yang terancam.

Dalam selebaran yang beredar diungkapkan, kekerasan militer terhadap orang Papua bukan hal baru, merupakan peristiwa berdarah yang terus terjadi sejak Papua dianeksasi ke dalam Indonesia 1 Mei 1963 sampai saat ini.

Kasus kekerasan militer terhadap orang Papua awal tahun ini terjadi pada 3 Februari 2024 di puncak Papua, dimana 3 orang ditangkap, disiksa dan mengakibatkan masyarakat sipil atas nama Melianus Murib Meninggal dunia.

Kasus kekerasan berikutnya pada tanggal 22 Februari 2024 di Yahukimo dimana 2 pelajar disiksa dan saat ini sedang ditahan di Polda Papua. Kasus penyiksaan yang terjadi di Papua sangat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.

Maka, untuk menyikapi kasus ini, Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM) mengundang seluruh komponen rakyat Papua, organisasi gerakan, organisasi paguyuban, ikatan-ikatan mahasiswa, aliansi BEM se Kota Jayapura, masyarakat adat Papua, orang asli Papua maupun orang Non Papua di kota Jayapura, sekitarnya dan Papua secara umum. Segera menyiapkan diri lakukan konsolidasi dan mobilisasi umum untuk melakukan aksi demo damai dengan tema: "PAPUA DARURAT MILITER ". Aksi damai akan dilakukan Selasa, 2 April 2024 dengan sasaran aksi Kantor DPRP Provinsi Papua.*