Pangdam Cenderawasih Sebut Iring-Iringan Jenazah Lukas Enembe Disusupi KNPB dan ULMWP

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan/Andy

JAYAPURA,wartaplus.com - Iring-Iringan jenazah Lukas Enembe dari Sentani menuju rumah duka di Koya Tengah pada Kamis (28/12/2023) berujung ricuh. Ribuan massa yang berjalan kaki membakar sejumlah bangunan dan merusak sejumlah fasilitas yang berada di sepanjang jalan utama.

Akibat aksi anarkis itu, sedikitnya 25 bangunan dan 1 mobil dibakar serta 14 orang terluka dalam insiden itu.

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan menyebut iring-iringan jenazah Lukas Enembe ricuh karena disusupi oleh provokator dari kelompok KNPB dan ULMWP.

"Kemarin rombongan yang mengantar jenazah Lukas Enembe ke Koya Tengah disusupi oleh orang-orang yang menginginkan Papua ini kacau. Yang di depan itu adalah keluarga dan masyarakat yang menghormati beliau (Lukas Enembe) sebagai pemimpin Papua, tetapi di belakang itu adalah penyusup dari KNPB dan ULMWP," katanya kepada wartawan di Kota Jayapura pada Jumat (29/12/2023).

Dikatakan, para penyusup ini memprovokasi massa untuk melakukan aksi anarkis dengan membakar bangunan dan melempar aparat TNI-Polri maupun masyarakat umum.

" Mereka yang membakar beberapa bangunan dan mobil serta berusaha memicu situasi untuk rusuh serta melempar pak Pj Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun dan beberapa anggota TNI-Polri," bebernya.

Tak hanya itu, kelompok penyusup ini juga berusaha memprovokasi aparat gabungan TNI-Polri yang sementara melakukan pengamanan.

"Anggota kita diprovokasi, tapi kami tetap mengedepankan pelayanan humanis dan tidak terprovokasi," ujarnya.

Mantan Danrem 172/PWY ini menyebut aksi anarkis ini bukan aksi spontanitas tetapi sudah dirancang karena diluar dari hasil rapat antara keluarga dengan gereja dan Forkopimda Papua.

" Aksi ini sudah dirancang oleh mereka karena perjanjian awal saat rapat antara gereja, keluarga dan Forkopimda tidak ada arak-arakan, tetapi kemarin berubah. Yang tadinya tidak di arak, justru di arak. yang tadinya harus pake kendaraan ke rumah duka, mereka paksa untuk jalan kaki," jelas pangdam.

Pangdam mengaku skenario (rusuh) ini sudah diprediksi oleh aparat keamanan, namun keterbatasan personil menyebabkan massa berhasil merusak sejumlah fasilitas yang berada di sepanjang jalan yang dilewati.

" Kita sudah prediksi akan terjadi aksi massa, sehingga kita sudah siagakan personil kita di sepanjang jalan yang akan dilalui massa, tapi karena keterbatasan personil TNI-Polri, maka tidak bisa kita amankan secara keseluruhan," tutupnya.  (**)