Kapolda Papua Berharap Hut Bhayangkara ke-77, Momen Baik Pembebasan Pilot Susi Air

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fachiri/Humas Polda Papua

JAYAPURA, wartaplus.com - Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fachiri berharap peringatan Hut Bhayangkara ke-77, menjadi momen yang baik untuk pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merchtens, yang hingga kini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

"Kita berharap ini (peringatan Hut Bhayangkara,red) bisa menjadi momentum baik untuk pembebasan pilot Susi Air. Mudah mudahan semuanya bisa terjawab, kita bisa lakukan negosiasi dengan baik, penuh itikad baik, dan kelompok Egianus Kogoya bisa menyerahkan pilot, sehingga Papua bisa kita wujudkan menjadi tanah damai," harap Kapolda saat diwawancarai wartawan usai perayaan Hut Bhayangkara ke-77 yang berlangsung di Mapolda Papua, Koya Koso, Kota Jayapura, Sabtu (01/06) siang.

Kapolda mengungkapkan, upaya negosiasi terus dilakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan para Tokoh Kabupaten Nduga, dengan kelompok Egianus Kogoya.

Dimana pihak pemerintah daerah Nduga telah mengutus perwakilan untuk bernegosiasi dengan keluarga Egianus Kogoya.
Bahkan kata Kapolda, dalam komunikasi itu pihak Egianus  diberikan penawaran untuk memilih apakah mau barter pilot, dengan diberikan sejumlah uang. Sebab jika tetap kekeh untuk merdeka, itu tidak bisa dipenuhi.

"Saya meyakini itu. Saya lihat semua unsur sudah bekerja. Tokoh masyarakat, keluarga besar Egianus, dan tokoh agama juga sudah turut membantu. Kami berharap mudah-mudahan ada ruang-ruang yang baik untuk dipakai, semoga di bulan Juli ini, dimana  pilot bisa kembali ke keluarganya," harapnya.

Kapolda meyakini upaya negosiasi ini akan membuahkan hasil yang baik.

Sebelumnya, kelompok Egianus Kogoya di media sosial mengancam akan menembak mati Kapten Philips tepat di momen perayaan Hut Bhayangkara 1 Juli 2023.

Kapten Philips disandera KKB sejak awal Februari 2023 lalu. Setelah sebelumnya pesawat yang diawakinya dibakar saat berada di distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.**