Mengabdi Dengan Hati, Buku Tugas Kemanusiaan Paulus Waterpauw di Tanah Leluhur

Hati adalah Buku Biografi dan Pemikiran Komjen Pol (Purn) Drs.Paulus Waterpauw.,M.Si/Istimewa

MANOKWARI,wartaplua.com - Mengabdi Dengan Hati adalah Buku Biografi dan Pemikiran Paulus Waterpauw, ini sebuah ungkapan dan ekspresi jiwa, tatkala menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian Republik Indonesia, sepenggal perjalanan yang pada akhirnya, sering terjun di dunia konflik.

Buku Mengabdi Dengan Hati dibedah dan lounching  dalam acara Halal Bihalal  Syawal 1444H/2023 oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI), Rabu (3/5/2023) malam di Aston Niu Manokwari yang dihadari 300-an undangan. Sebagai pembedah buku ini DR. Ir. Agus Sumule, DR. IR. H. Mulyadi  Djaya, M.SI, Brigjend Pol. Patriage R. Renwarin S.H., M.H, Baso Daeng, SP, M.SI Sirajudin, SH dan juga dihadiri Pj Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw Merajut Kebersamaan Membangun Bangsa.

Ini adalah buku kedua Gubernur Waterpauw, dimana buku pertama mengupas tentang perjalanan dari masa kecil sampai Wakapolda Papua berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen), yang saat itu disusun bersama Almn. Prof. Dr. H. Asep Kartiwa, SH, MS.

Buku kedua, mengupas babak lanjutan karir beliau, yaitu saat bertugas menjadi Kapolda Papua Barat, Kapolda Papua pertama, Kapolda Sumatera Utara (Sumut), kemudian sebagai Kapolda Papua yang kedua kalinya, Kabaintelkam Polri serta Deputi Il Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Buku tersebut berisi, selain berkaitan dengan hal-hal kedinasan juga pemikiran Sang Jenderal tentang masalah pembangunan, kesejahteraan, keamanan, sosial, ekonomi, hukum dan lainnya,
untuk kemajuan Tanah Papua masa depan.

Papua merupakan daerah tempat, pergi dan kembali. Suatu daerah yang dipersepsikan sebagai zona merah yang beresiko tinggi dilihat dari sisi keamanan. Namun, bagi Paulus Waterpauw, kembalinya mengabdi ke Tanah Papua, merupakan tugas kemanusiaan, wujud pengabdian terhadap negara, darma bakti untuk memajukan masyarakat tanah kelahirannya. Buku ini berisi 385 halaman dan buku ditulis  Ensa Wiarno  dan Rudi Hartono.

Terungkap dalam buku ini keinginan Paulus Waterpauw semata-mata dan perlindungan di tanah untuk memberikan pelayanan dan leluhurnya sebagai Kapolda Papua yang keduakalinya. Kemudian sebagai Kabaintelkam Polri, kemudian sebagai Deputi Il BNPP Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Menyentuh Hati Warga

Oleh karena itu pula, upaya-upaya Sang Jenderal Paulus pun punya angan-anga, agar Papua setara dan lebih bermartabat. tak semata-mata melaksanakan tugasnya, melainkan lebih pada upaya menyentuh hati warga masyarakat Papua agar terus bangkit dan tetap merasa berada dalam perlindungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurutnya, seseorang, tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. kita sendiri, kita tak pernah tahu Bahkan dengan diri kita
sebenarnya siapa kita, dan akan bagaimana. Demikian pula, tatkala meneropong masa depan, yang ada hanya harapan dan karena sejatinya, kita angan-angan. tidak akan pernah tahu perjalanan di masa depan.

Di benak Paulus Waterpauw, yang bisa kita lakukan adalah merencanakan yang terbaik. Lalu, berupaya sebaik dan mampu mungkin untuk menggapai yang diangankan. Oleh karena itu, mengintrospeksi diri, menurutnya, menjadi bagian penting.

la pun lantas memberikan contoh-contoh
sendiri dengan orang lain atau yang selalu harus dilakukan dengan membandingkan diri sendiri sendiri, dan perbandingan dengan orang lain, dengan diri kita sendiri. Perbandingan vertikal dengan diri sendiri dan perbandingan horizontal dengan orang lain. Menurutnya, menjadi penting agar kita senantiasa sadar akan keberadaan kita.

Manusia memang unik, walau menurut dirinya sendiri. Begitulah yang ia rasakan dan praktikan. Memang begitu nyatanya, bagaimana tujuan akhir perjalanan. Namun, yang wajib dilakukan, belajar sungguh-sungguh dan mengaplikasikan seluruh kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya. pengetahuan saja tidak cukup, karena yang terpenting buah dari pengetahuan dan kemampuan tersebut.

Setelah berupaya, lalu berserah diri kepada Yang Maha- kuasa, karena Tuhan Yang Mahakuasalah yang senantiasa membimbing manusia untuk menggapai keinginannya. Pandangannya tentang kehidupan pribadi, Sang Jenderal sebarkan pada bawahannya dan orang-orang terdekatnya.

Misteri

la pun sering mengatakan bahwa kehidupan itu bagaikan air yang mengalir, sehingga tak usah harus mendramatisasi apa-apa yang terjadi. Dibenaknya, manusia tak usah ngotot sepertu ingin mengetahui segalanya, karena hal itu mustahil tercapai.

Ada hal-hal yang ingin diikuti, tetapi tak semua keinginan mengikuti tersebut harus dituruti. Demikian pula keinginan untuk mendapatkan sesuatu, tak semua keinginan harus didapatkan.

Demikian pula kesuksesan yang diperoleh seseorang, kehormatan yang diterima, sejatinya, melalui tangan-tangan.

Tuhan dengan wujud  bantuan sesama. Siapapun tak dengan wujud dari
bisa bergerak sendiri, karena nyatanya akan membutuhkan bantuan pihak lain.

Demikian pula tatkala menginginkan
memiliki kekuasaan di suatu wilayah, tentu membutuhkan bantuan pihak lain. Dengan kapasitas orang lain dalam bidangnya, lalu membantu kita, seperti itulah yang
lain atau orang akhirnya kita peroleh.

Pandangan Paulus Waterpauw dalam mengarungi hidup, selalu pula disampaikan kepada orang-orang yang ditemuinya dalam bertugas. Intinya, la pun sangat mendukung upaya keras setiap orang yang ingin menggapai sesuatu. Namun, ia pun selalu memperingatkan siapa pun tentang misteri Tuhan Yang Mahakuasa dalam membantu manusia menggapai angan-angannya.*