Peresmian Tugu Pancasila di Distrik Waris, Mengingatkan Sejarah Kembalinya Papua ke NKRI

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa berfoto bersama Bupati Keerom, Piter Gusbager, Kaban Kesbangol Papua, Musa Isir dan Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring usai penandatanganan prasasti/Andi Riri

KEEROM, wartaplus.com - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa meresmikan Tugu Pancasila yang berada di jalan Trans Jayapura - Wamena tepatnya di Kampung Kalipay, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Senin (01/05) siang.

Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Pangdam yang didampingi Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, Bupati Keerom, Piter Gusbager, Kepala Badan Kesbangpol Papua, Musa Isir dan Kepala Kampung Waris. 

Acara peresmian dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Keerom, perwakilan BI Papua, BUMN dan pihak swasta, Pejabat Utama Kodam Cenderawasih dan Korem 172/PWY, perwakilan dari berbagai paguyuban, perwakilan KNPI dan ormas, serta masyarakat Distrik Waris.

Untuk diketahui, pendirian Tugu Pancasila dipelopori oleh Laskar Merah Putih (LMP) berkolaborasi dengan TNI dan pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten Keerom.

Adapun latar belakang pemilihan Distrik Waris sebagai tempat berdirinya Tugu Pancasila karena memiliki histori tentang pergerakan Tentara Pembebasan Nasional - Kelompok Organisasi Papua Merdeka (TPN - OPM).

Dimana pada 1 Juli  1971, Kelompok TPN-OPM memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Papua Barat, namun Proklamasi yang dibacakan Seth Jafet Rumkorem selaku Presiden Papua Barat dan Jacob Prai sebagai Ketua Senat tetap menegaskan, Papua Barat merupakan bagian dari wilayah NKRI.

Sedangkan momen peresmian pada 1 Mei 2023, karena bertepatan dengan peringatan kembalinya Papua Barat ke dalam bingkai NKRI pada 1 Mei 1963.

"Karena tanggal ini (1 mei) adalah tanggal yang bersejarah, tanggal kembalinya Papua Barat ke pangkuan NKRI. Saat itu semua leluhur-leluhur kita, bersatu membela kebebasannya dari kolonial Belanda. Sehingga kembalinya Tanah Papua ke NKRI adalah merupakan pesan-pesan leluhur yang harus kita lanjutkan," tegas Pangdam dalam sambutannya.

Ia mengajak semua generasi Papua untuk memaknai peringatan 1 Mei ini dengan mengisi kemerdekaan Tanah Papua, mengambil perannya dalam setiap pembangunan demi kemajuan, kesejahteraan masyarakat Papua ke depannya.

"Dengan adanya Tugu Pancasila yang dibangun, saya ingin mengajak kita semua untuk mari bersama sama membangun tanah Papua yang kita cintai ini. Tidak hanya membangun infratsruktur tapi juga perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat," ajaknya. 

Pangdam juga berharap, dengan berdirinya tugu pancasila menjadi momentum pembangunan Distrik Waris. Bukan hanya terbangun simbol saja, namun jiwanya juga harus terbangun.

Bupati Keerom, Piter Gusbager menegaskan pihaknya siap untuk mengembangkan kawasan tugu pancasila ini menjadi tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

Apalagi tugu ini dibangun di persimpangan jalan trans Papua.

"Kalau sebelah kanan jalan menuju ke Kabupaten Pegunungan Bintang, sedangkan sebelah kiri menuju ke arah Wamena Kabupaten Jayawijaya. Tentunya ini akan menjadi titik strategis untuk perkembangan pembangunan tidak hanya wilayah di Provinsi Papua tapi juga Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Selatan," sebut Piter. 

"Tentunya kami tidak bisa melakukan sendiri, sehingga kami minta dukungan dari TNI Polri dan pihak lainnya untuk membantu mengembangkan kawasan ini. Ke depan kami akan siapkan anggaran untuk membangun rest area di tempat ini, sehingga perekonomian masyarakat bisa tumbuh," tukasnya.

Sementara itu mantan pimpinan TPN/OPM wilayah Keerom, Lambert Pekikir menyampaikan apresiasi atas pembangunan tugu pancasila.

Menurut ia, dengan adanya tugu yang dibangun tersebut, akan menjadi bagian dari sejarah yang akan diingat oleh generasi penerus bahwa dulu pernah ada perjuangan bangsa Papua Barat melawan NKRI di tempat tersebut.

"Perjuangan itu kini telah bangkit tetapi bukan dengan cara kekerasan mengangkat senjata, tetapi dengan mengutamakan dialog damai," pungkasnya.

Acara peresmian dilanjutkan penyerahan 6 pucuk senjata laras panjang dan pendek serta ratusan butir munisi, secara simbolis dari Lambert Pekikir, Lasarus Karoba dan Nadius Gombo.**