Kasus Kematian dr. Mawarti Susanty Terungkap, Ini Alasan Pelaku Membunuh Korban

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fachiri saat memberikan keterangan pers di Mapolda Papua, Rabu (29/03)/Humas Polda Papua

JAYAPURA, wartaplus.com – Selama lebih dari 3  pekan melakukan penyelidikan, Kepolisian Daerah Papua dalam hal ini Polres Nabire berhasil mengungkap kasus kematian dr. Mawarty Susanty Sp.P, salah satu dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, Papua Tengah.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fachiri dalam keterangan persnya di Jayapura, Rabu (29/03) mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan seorang pria yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan dokter spesialis paru tersebut.

"Setelah dilakukan penyelidikan mendalam dan mengikuti segala pemeriksaan medis selama kurang lebih tiga minggu, akhirnya berhasil terungkap pelaku dan motifnya menghabisi nyawa dokter Mawarti Susanty," ungkap Kapolda Fachiri yang dalam keterangan persnya didampingi Kabid Humas Polda Papua, Kombespol Ign Benny Adi Prabowo.

Kapolda menuturkan, kasus ini berhasil terungkap berkat kerjasama penyidik Polres Nabire dengan tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dan Puslabfor Dokkes Makassar.

Dimana berdasarkan hasil autopsi maupun pemeriksaan swab ditemukan beberapa DNA yang cocok dengan pelaku berinisial KW, yang sebelumnya sempat diperiksa sebagai saksi.

“Pelaku seorang pria yang kesehariannya bekerja sebagai cleaning service atau petugas kebersihan di rumah sakit yang sama dengan tempat korban bekerja," sebut Kapolda.

Dari hasil autopsi dan swab yang dilakukan oleh tim medis, kemudian dikembangkan kembali oleh Polres Nabire menggunakan Scientific Crime Investigation dan mencocokkan dengan DNA yang ditemukan dari korban dan pelaku.

“Saat ini pelaku telah diamankan di Mapolres Nabire," terang Kapolda.

Pelaku KW gunakan kain merah tutupi wajah

Motif Pelaku

Adapun motif pelaku menghabisi korban lantaran sakit hati karena korban diduga telah memotong upah insentif Covid pelaku pada 2020 silam.

Dari hasil penggeledahan barang barang milik pelaku ditemukan barang bukti antara lain satu unit handphone merk Sony Xperia 10 plus warna hitam yang disimpan didalam bantal terbungkus plastik putih, dan ditaruh di gudang kecil lantai 2 Ruang Poli RSUD Nabire. 

“Tidak hanya itu, kami juga menemukan sebuah rok hitam bermotif bintik putih yang digunakan pelaku untuk menutup wajah, saat melakukan penganiayaan terhadap korban yang kemudian disimpan didalam lemari kamar dibawah tumpukan baju,” beber Kapolda.

Di akhir keterangannya, Kapolda Fachiri menyampaikan pelaku saat ini tengah diperiksa intensif oleh penyidik Polres Nabire.

"Pemeriksaan intensif ini untuk mengetahui apakah penganiayaan tersebut dilakukan pelaku seorang diri, atau ada pelaku lainnya. Nanti hasil pemeriksaannya kita akan sampaikan ke publik," tutup Kapolda.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban dokter Mawarty ditemukan tak bernyawa di rumah dinasnya kompleks RSUD Nabire, pada Kamis (09/03) malam.

Saat itu korban hendak dijemput oleh sopirnya untuk diantar ke tempat praktek di apotik pelita. Namun saat pintu dibuka, korban ditemukan meninggal dunia dengan kondisi terdapat busa pada mulut korban, sehingga langsung dibawa ke IGD RSUD Nabire.**