Antisipasi Kerusuhan Meluas di Wamena, TNI Bantu Mediasi dan Tenangkan Warga

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Athenius Murip berdialog dengan massa/dok:Pendam17

WAMENA, wartaplus.com - Antisipasi meluasnya kerusuhan di Sinakma Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, aparat TNI telah menyiagakan personelnya dan berupaya melakukan mediasi serta menenangkan masyarakat di lokasi kejadian tersebut, Kamis (23/02/2023)

Ini disampaikan Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/02) pagi.

"Saya telah perintahkan Dandim 1702/Jayawijaya untuk menenangkan massa agar kerusuhan tidak meluas, dan juga sudah disiagakan personel TNI untuk mengantisipasi terjadi kerusuhan susulan," kata Danrem.

Ia mengimbau agar masyarakat tenang dan tidak terpengaruh oleh adanya isu-isu provokatif oleh pihak-pihak tertentu.

Di tempat terpisah, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Arhenius Murib mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua pihak baik pemerintah daerah, Polri dan para Tokoh agar kerusuhan tidak meluas, dan suasana Kota Wamena bisa kembali kondusif.

"Saat ini kami TNI menyiagakan personel apabila sewaktu-waktu akan digerakkan," terangnya.

"Semoga kondisi kembali normal dan kondusif serta tidak ada isu-isu maupun tindakan-tindakan provokatif," harap Dandim Athenius.

Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah berawal dari isu adanya penculikan anak di kawasan pasar Sinakma, Wamena.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Prabowo Benny menjelaskan, kerusuhan bermula saat adanya mobil kelontong yang diberhentikan oleh 2 orang warga di Sinakma, pada Kamis siang karena dicurigai telah melakukan penculikan anak. 

“Lalu informasi itu diterima kepolisian. Kapolres Wamena langsung menuju ke tempat kejadian perkara untuk bernegosiasi dengan massa dan kemudian meminta permasalahan ini diselesaikan di Polres,” ungkap Benny, Kamis malam.

Pada saat negoisiasi terjadi, lanjut Benny, ada sekelompok massa yang berteriak dan kemudian menyerang anggota. Lalu hal itu memicu adanya perlawanan massa dengan aparat kepolisian. 

“Hal itu kemudian direspon dengan meminta penebalan pasukan dari BKO Brimob dan Kodim. Dari sana kemudian terjadi chaos (rusuh) dan tak bisa di hindarkan lagi,” jelasnya.

Tak hanya menyerang petugas, ungkap Benny, massa juga melakukan pembakaran terhadap kios-kios milik warga di Sinakma. Bahkan masyarakat di sekitar lokasi kejadian ketakutan dan kemudian menyelamatkan diri dari amukan massa. 

“Orang yang dituduhkan menculik anak saat ini sudah diamankan di Polres. Saat itu massa juga tidak terima dan meminta untuk melepaskannya agar di hakimi, tentu hal ini tak dibenarkan,” tegas Benny. 

Kerusuhan ini menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka luka. Para korban saat ini telah berada di RSUD Wamena.**