Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Imbau Masyarakat tak Beraktivitas di Area Buffer Zone

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun/Humas Pertamina

JAYAPURA, wartaplus.com – Adanya informasi banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di sekitar Fuel Terminal Dobo, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku bergerak cepat dalam melakukan penutupan di sekitar area tersebut. Hal ini guna menghindari terjadinya kebakaran.

Edi Mangun selaku Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengatakan, pertamina sebagai pemilik Hak Tanah Guna Bangunan berupaya selalu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di dalam dan sekitar kawasan. 

"Pembangunan fasilitas pengamanan berupa gate atau gerbang merupakan salah satu upaya kami dalam meningkatan keselamatan dan kenyamanan bagi masyarakat di wilayah Fuel Terminal Dobo,” ungkap Edi dalam rilis tertulisnya, Kamis (23/02/2023).

Edi Mangun menyebut, jarak tangki minyak di Fuel Terminal Dobo merupakan buffer zone sehingga seharusnya tak ada aktivitas di sekitar tangki dikarenakan dapat membahayakan masyarakat di daerah sekitar. Buffer zone adalah area kosong agar jarak antara fasilitas di area tangki tidak terlalu dekat dengan jalan umum yang dilintasi warga.

"Perlunya buffer zone. Memang disamping kita itu adalah wilayah arah ke pantai dan biasa ada orang yang melintas. Jadi kami tegaskan bahwa area buffer zone tak ada aktivitas keramaian agar tidak terjadi bahaya kebakaran dan sebagainya, terlepas dari masalah teknis, nanti kami sampaikan," tegas Edi. 

"Tapi yang jadi agenda besar kita adalah untuk bebaskan area di situ dari bahaya yang dapat merugikan masyarakat yang beraktifitas," tegasnya lagi.

Jalan Alternatif

Menurut Edi, jalan yang ada sekarang sebaiknya ditutup, kemudian membuat jalan alternatif untuk dilalui masyarakat.

"Kami sudah melakukan pengecekan dan menemukan fakta bahwa kawasan yang juga merupakan objek vital ini harus dalam batas-batas ideal terhadap interaksi masyarakat," tuturnya.

Jika tidak ada batas ideal, akan berakibat fatal bagi masyarakat sekitar jika terjadi insiden seperti kebakaran dan sebagainya.

"Apalagi kalau menyangkut bahan kimia berbahaya yang tidak tampak tetapi sesungguhnya berbahaya," imbuhnya.

Edi menyarankan seluruh pemangku kepentingan termasuk warga sekitar duduk bersama dan bermusyawarah. Sehingga masyarakat dapat memahami langkah yang pertamina ambil adalah untuk melindungi dan memberi rasa aman bagi masyarakat yg beraktifitas di area tersebut dari bahaya - bahaya yang mungkin terjadi kedepannya.

“Kami berharap dapat duduk bersama dalam mendiskusikan hal ini lebih lanjut, agar masyarakat disekitar pun mengerti bahwa wilayah tersebut harus steril dari aktivitas ramai demi keamanan bersama,” harapnya. [Commrel & CSR]