Satgas Yonif R 600/Modang Digeser ke Suru Suru, Amankan Daerah dari Teror KKB

Prajurit Satgas Pamtas Yonif R 600/Modang tiba di Distrik Suru suru dengan menggunakan heli Caracal/dok:Istimewa

YAHUKIMO, wartaplus.com - Selama kurang lebih 10 bulan pasca teror penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membuat Distrik Suru Suru, Kabupaten Yahukimo, Papua tak lagi berpenghuni. 

Masyarakat setempat yang sebelumnya hidup damai, memilih mengungsi ke dalam hutan karena takut dengan teror KKB.

Prajurit Satgas TNI Yonif R 600/Modang yang digeser untuk melakukan pengamanan di daerah tersebut dibuat kaget, melihat kondisi daerah yang tak lagi dihuni warga.

Untuk diketahui, aksi teror KKB dengan sasaran aparat keamanan TNI terakhir terjadi pada November dan Desember 2021. Pada November Sertu Ari Baskoro gugur ditembak. Sebulan kemudian, Desember 2 prajurit kembali menjadi sasaran tembak KKB. Satu diantaranya yakni Serda putra Rahardi gugur sementara Praka Suheri mengalami luka tembak.

Peristiwa teror ini membuat warga ketakutan dan memilih mengungsi. Ada yang mengungsi ke luar Suru Suru, dan adapula yang memilih untuk bersembunyi di dalam hutan. Apalagi pada saat itu kelompok KKB mengklaim daerah tersebut merupakan daerah zona perang mereka.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2019, Distrik Suru-suru memiliki 11 kampung atau desa dengan jumlah penduduk 3.835 jiwa.

Dansatgas Yonif R 600/Modang Letkol Inf Hanif Arridho saat dikonfirmasi wartawan via telepon selular mengungkapkan, bahwa prajuritnya telah digeser ke Distrik Suru Suru. Pergeseran pasukan ini setelah adanya pernyataan Bupati Yahukimo yang mengatakan bahwa daerah tersebut kini tak lagi dihuni warga akibat teror KKB. 

“Sejak Juni 2022 kami bertugas di Papua, kami langsung konsen dengan kondisi Suru-suru. Kenapa seperti itu, karena adanya pemberitaan di media-media termasuk pernyataan kepala daerah setempat, yang mengatakan daerah tersebut ditinggal warganya akibat adanya gangguan dari KKB. Nah baru kemarin kami bisa mendarat. Disana kami kaget karena pemberitaan itu benar dan kini tak ada satu orang pun warga disana,” ungkap Dansatgas, Rabu (12/10/2022). 

Menurutnya, pemerintah daerah setempat telah berupaya dengan maksimal untuk meminta warganya kembali mendiami rumah mereka masing-masing. "Namun kenyataannya warga masih takut. Nah disini kami datang dengan membawa prajurit untuk memberikan rasa aman yang nyata kepada warga setempat,” katanya. 

Pergeseran pasukan ke Suru Suru menggunakan dua armada Helikopter yaitu Heli Caracal TNI AU dan Heli Bell 412 TNI AD, 

"Kami akan membantu Personil Kodim 1715 untuk memperkuat pengamanan disana," katanya lagi. 

Lebih jauh ungkap Dansatgas, kehadiran prajuritnya di Suru suru untuk meyakinkan bahwa  daerah tersebut sudah aman, dan warga bisa kembali ke rumah mereka masing-masing. 

"Mari kita isi kembali daerah ini dan beraktivitas lagi. Jangan takut. Kami berikan rasa aman. Hidup di hutan hanya membuat kita semakin terpuruk. Apalagi anak-anak, mereka butuh pendidikan, kesehatan dan bermain,” ajaknya.

Sementara itu Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf J. V. Tethool menjelaskan pasca insiden teror disana, warga berbondong-bondong meninggalkan perkampungan karena takut. 

“Dari hasil analisa kami, ada teror dari kelompok KKB dan politik disana. Kenapa ada politik, lantaran kelompok ini kami deteksi di tunggangi elit-elit politik yang tak menyukai kepala daerah disana. Hanya saja yang jadi korban masyarakatnya,” ungkap Dandim.

Ia menyebut, warga setempat masih berada di wilayah tersebut. Hanya saja warga tidak lagi mendiami kampung yang mereka bangun, melainkan memilih tinggal di dalam hutan. 

“Pemda setempat bersama TNI kerap berupaya mengajak mereka kembali hidup seperti biasa di kampung mereka. Hanya saja isu-isu teror sangat kencang mempertaruhi warga disana, sehingga muncul rasa ketakutan berlebihan,” terangnya. 

Dandim meminta agar warga disana untuk kembali ke perkampungan. Apalagi pelayanan kesehatan dan pendidikan serta asupan makanan sangat diperlukan bagi anak-anak. 

“Sebelumnya ada informasi di media warga suru-suru kelaparan di dalam hutan. Nah ini tidak boleh terjadi.  Walau informasi ini belum ada faktanya. Tapi tak boleh terjadi.  Saya sudah berkoordinasi dengan Pemda setempat, mereka siap memberikan bahan pokok, selimut dan pelayanan kesehatan. Jadi mari kembali. Kami juga akan memberikan rasa aman,” pungkas Dandim.**