SD Angkasa Lanud Silas Papare Terima Hibah Pesawat Terbang SAM Air

Pesawat Twin Otter PK - YPX (PK-SWH) saat diderek masuk ke SD Angkasa Lanud Silas Papare, Sabtu (26/03) siang/dok:Humas Lanud SP

JAYAPURAwartaplus.com - SD Angkasa Lanud Silas Papare menerima hibah sebuah pesawat dari PT Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air.

Pesawat jenis DHC6 series 300 Twin Otter ini diboyong dari Base Ops Lanud Silas Papare menuju SD Angkasa Lanud Silas Papare di Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (26/03) siang.

Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Budhi Achmadi menyampaikan terimakasih kepada pihak SAM Air yang telah menghibahkan pesawatnya yang sudah tidak lagi beroperasi karena batas jam terbangnya telah berakhir.

Menurut Marsma Budi, ini mencerminkan kepedulian yang tinggi dari pihak PT. SAM Air kepada Lanud Silas Papare dan dunia pendidikan di Kabupaten Jayapura.

"Semoga dengan adanya pesawat ini dapat menumbuhkan minat dirgantara sejak usia dini, pesawat ini nantinya akan kami pasang di halaman depan SD Angkasa dengan tujuan agar masyarakat Jayapura dan sekitarnya bisa melihat pesawat dari dekat dan menjadi hiburan tersendiri untuk anak-anak dan masyarakat luas," ujar Danlanud dalam siaran persnya, Minggu (27/03).

Sementara itu Direktur Utama PT. SAM Air, H. Wagus Hidayat menuturkan bahwa hibah pesawat jenis Twin Otter ini, selain untuk pengembangan pendidikan anak-anak, juga merupakan wujud nyata hubungan baik pihaknya dengan TNI, dalam hal ini khususnya Lanud Silas Papare.

"Agar pesawat ini bisa digunakan oleh pihak sekolah tersebut, untuk merangsang anak- anak usia dini bisa mencintai dunia kedirgantaraan," katanya.

Dayat menjelaskan, untuk mengganti mesin pesawat agar bisa terbang kembali membutuhkan biaya cukup besar.

"Biaya untuk perbaikan pesawat berkisar 4.500.000 USD, belum termasuk mesin pesawat. Untuk harga mesin pesawat berkisar 350.000 USD. Sedangkan kalau kita beli pesawat yang sama harganya berkisar 6.000.000 USD," terang Dayat yang juga anggota DPRD Kabupaten Jayapura ini.

Ia menambahkan, pesawat ini sebenarnya masih memiliki nilai jual antara 2 hingga 3 miliar rupiah.

"Kemarin ada yang sempat tawar 2 miliar, tapi saya kami lebih memilih untuk menghibahkan saja ke Lanud Silas Papare," tukasnya. 

Untuk diketahui, pesawat berbadan kecil dengan nomor registrasi PK - YPX (PK-SWH) ini dibuat di Canada, AS pada 1979. 

Terakhir terbang pada 30 Oktober 2018 lalu, dikarenakan usia Airframe atau rangka pesawat telah mencapai 66.000 FH (jam terbang) sesuai pembatasan manufacture/pabrik. Pesawat Twin Otter seri 300 ini, sudah tidak lagi diproduksi dan diganti dengan seri 400.**