Papua Adalah Indonesia, Semua Punya Tanggungjawab Membawa Papua Lebih Baik

diskusi publik 'Mengupas Campur Tangan Asing Dengan Eksploitasi Anak Dusun Papua'/

JAYAPURA,wartaplus.com - Permasalahan kesejahteraan menjadi persoalan utama di Papua, hal itu yang dibahas dalam diskusi publik yang mengangkat tema Papua adalah Indonesia dengan sub tema "Mengupas Campur Tangan Asing Dengan Eksploitasi Anak Dusun Papua"

Diskusi yang berlangsung di Hotel Horison Padang Bulan, Kota Jayapura, Jumat (27/8/2021) siang ini menghadirkan empat tokoh Papua.

Tokoh Muda Papua, Jack Puraro mengatakan secara umum persoalan Papua menjadi perhatian semua pihak, bukan hanya di Indonesia melainkan semua negara.

Dengan demikian pemerintah wajib melihat kesejahteraan di segala sektor agar nantinya tidak menjadi bumerang suatu saat.

"Kalau kesejahteraan tidak merata maka dengan gampang hasutan datang untuk mengganggu idealisme menentang negara, maka pemerintah harus punya peran dalam persoalan ini," bebernya.

Disamping itu, menurut Jack kebijakan pemerintah haruslah merata, sebab kesenjangan sosial menjadi persoalan utama.

Ia mencontohkan apabila kesenjangan tidak merata maka idealisme asing dapat didoktrin untuk aksi yang menyuarakan kemerdekaan.

Sementara itu, Ketua Barisan Merah Putih Papua, Max Abner Ohe juga menyuarakan hal serupa. "Banyak persoalan yang harus di bahas, idealisme harus di tanamkan sejak dini, ya itu semua tugas kita, namun yabg utama ialah pemerintah," bebernya Max.

Ia pun menerangkan Papua sudah Final di Indonesia, maka negara dalam hal ini harus menjaga kedaulatan agar tidak adalagi yang menyuarakan kemerdekaan.

"Pemerintah jangan tinggal diam, ini menjadi persoalan karena sudah banyak negara melirik Papua," bebernya.

Di tempat yang sama, Tokoh Masyarakat Pegunungan Papua, Sem Kogoya menjelaskan dinamika Papua saat ini ialah kesejahteraan, sehingga banyak aktor intelektual yang menjual masyarakat Papua sebagai isu nasional maupun internasional.

"Di gunung banyak yang tidak pakaian baju, ini bukti Kesejahteraan masyarakat kurang," ungkapnya.

Ia pun menyampaikan pemerintah harus melihat hal ini, jangan hanya berbicara soal Otsus namun pada kenyataannya tidak dirasakan.

Sem juga meminta agar aparat penegak hukum melihat persoalan ini. "Otsus banyak tapi buktinya apa, coba polisi dan kejaksaan cek hal itu. Ini menyangkut banyak orang," tegasnya.

Senada pun diutarakan Sekjen LMA Papua, Paskalis Netep, ia menuturkan kontek Papua sudah final adalah Indonesia. "Tidak bisa ada orang bilang Papua inilah, itulah, Papua adalah Indonesia," tegasnya.

Ia pun meminta pemerintah berkewajiban menjaga Papua dengan melibatkan tokoh adat mengingat banyak kepentingan yabg ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

"Pihak asing memanfaatkan LSM untuk membawa isu Papua keluar, jadi pemerintah harus punya peran penting, kami dari adat selalu mengingat pemeo bahkan kami langsung turun tangan untuk pemahaman kepada masyarakat" ucapnya.