Kapolda Papua

Kelompok Teroris Papua Punya Penyuplai Informasi Untuk Menembak Anggota TNI-Polri

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri saat memberikan keterangan kepada wartawan di Mapolda Papua, Kamis sore/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Kepolisian Daerah Papua terus berupaya mengejar dan melakukan penegakan hukum terhadap kelompok teroris papua yang berada di Kabupaten Puncak Papua.

Selain penambahan pasukan, aparat juga melakukan pemetaaan kekuatan kelompok teroris papua yang terus melakukan teror penembakan terhadap warga supil dan aparat gabungan TNI-Polri di Kabupaten Puncak dalam beberapa pekan terakhir.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, mengatakan, dari hasil pemetaan yang dilakukan, kelompok teroris Papua yang berada di Ilaga, Kabupaten Puncak berjumlah kurang lebih 150 orang.

Jumlah ini terdiri dari simpatisan yang berada di tengah masyarakat serta pasukan yang berada di hutan yang melakukan gerilya dengan menembak aparat TNI-Polri.

" Jumlah kelompok yang ada di Ilaga kurang lebih 150 orang. Jumlah ini termasuk yang berafiliasi langsung dengan mereka yang ada di hutan yang melakukan gerilya. Jadi mereka yang aktif ini sekitar 150 orang itu," katanya kepada wartawan di Kota Jayapura, Kamis (20/5/21) sore.

Simpatisan yang ada di tengah masyarakat diketahui memiliki tugas sebagai penyuplai informasi bagi kelompok bersenjata yang melakukan gerilya dengan menembak aparat TNI-Polri.

Kapolda menyebut, saat ini pihaknya berupaya memisahkan simpatisan kelompok teroris papua dari tengah masyarakat, agar penegakan hukum terhadap kelompok teroris Papua bisa dilaksanakan tanpa mengorbankan warga sipil.

" Kita sementara berupaya memisahkan yang berafiliasi ini dengan masyarakat disana, sehingga penegakan hukum yang dilakukan pemerintah bisa berjalan dengan baik," terangnya.

Mantan Dansat Brimob Polda Papua ini menambahkan, kelompok teroris Papua yang berada di Kabupaten Puncak diketahui merupakan gabungan dari beberapa kelompok di wilayah pegunungan papua seperti kelompok Puncak Jaya, kelompok Pilia, Sugapa, Paniai, Kuyawage dan Balingga.

"Jadi mereka ini gabungan dari beberapa kelompok yang selama ini melakukan aksi di sejumlah kabupaten lainnya. Namun karena sudah tersedia maka sekarang mereka bergabung di Kabupaten Puncak," ungkap Kapolda.