Bupati Mengutuk Pelaku Penganiayaan Dua Prajurit TNI di Yahukimo

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli saat memberikan keterangan/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli mengutuk keras tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) terhadap dua prajurit TNI di Yahukimo pada Selasa kemarin.

Bupati menyebut, pasca kejadian tersebut dirinya langsung mengumpulkan seluruh forkopimda dan menggelar rapat terkait situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo.

" Kita sudah melakukan rapat forkopimda dan salah satu yang kami bahas yaitu senjata yang dirampas hari segera dikembalikan. Itu fokus kita saat ini," katanya kepada pers usai melepas jenazah dua prajurit TNI yang gugur di Bandara Nop Goliat Dekai, Rabu (19/5/21) siang.

Bahkan kata bupati, untuk menemukan kedua pucuk senjata tersebut, dirinya  akan mengumpulkan seluruh tokoh agama dan tokoh adat di Yahukimo untuk menghimbau kelompok yang melakukan penganiyaan terhadap dua prajurit TNI tersebut untuk menyerahkan dua pucuk senjata yang dirampas.

" Tokoh adat dan agama kita akan kumpulkan dan minta kalau bisa mereka yang melakukan pendekatan sehingga senjata yang sudah diambil bisa dikembalikan. Kita tidak ingin ada lagi kejadian seperti ini, cukup ini yang terakhir," pintanya.

Lanjut bupati, jika himbauan tersebut tidak digubris, maka dirinya meminta aparat TNI-Polri untuk mengejar dan melakukan penegakan hukum terhadap kelompok yang melakukan penyerangan dan perampasan senjata.

"Kita akan dorong aparat TNI-Polri untuk mengungkap pelaku penganiyaan. Kemudian mengejar, menangkap dan mengadili pelaku supaya kejadian ini tidak terulang kembali disini," tegasnya.

Menurutmu, saat ini pihaknya fokus membangun daerah sehingga tidak ada tempat bagi orang maupun kelompok yang mengganggu situasi keamanan di Yahukimo.

"Fokus kita saat ini adalah membangun daerah, jadi tidak ada tempat disoni (Yahukimo) bagi orang maupun kelompok untuk membuat kekacauan atau kejahatan, kita tolak itu semua," imbuhnya.

Sebelumnya, dua anggota TNI yang tergabung dalam Satgas Pamrahwan yakni Prada Ardi Yudi Ardianto dan Praka Alif Nur Angkotasan diserang oleh Orang Tak Dikenal pada Selasa siang. Akibatnya kedua prajurit meninggal dunia dan dipulangkan ke kampung halaman di Kupang dan Ambon.*