Focus Group Discussion Direktorat Binmas Polda Papua

Covid-19 Mengubah Struktur Sosial Masyarakat dan Perilaku Sosial

Focus Group Discussion (FGD) Direktorat Binmas Polda Papua bersama Stakeholder dengan tema 'Dampak Pandemi Covid - 19 Terhadap Tatanan Sosial di Papua'/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Covid-19 menjadi realitas penyakit yang mengubah struktur sosial masyarakat perilaku sosial berubah begitupun kohesi sosial cara kebiasaan tata kelakuan dan adat istiadat turut beradaptasi.

Upaya-upaya menghadapi pandemi covid 19 sudah dilakukan yang menjadi pertanyaan adalah Sampai kapan masyarakat dengan berbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidakpastian, ketidaknyamanan dan ketidakamanan dari situasi pandemic mengingat saat ini pun belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinfeksi covid 19.

Bahkan para ahli kesehatan memprediksi pandemi covid 19 masih akan berlangsung hingga tahun kedepan menjawab situasi dan kondisi yang terjadi maka tatanan kehidupan normal baru atau nilai normal menjadi alternatif strategi.

Tatanan yang normal merupakan transformasi perilaku hidup di masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan sampai ditemukannya vaksin yang dapat menyembuhkan para korban yang terinfeksi covid-19. Ini dikatakan Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Aris Purbaya, S.IK, Rabu tanggal 4 November 2020, di Ballroom II Hotel Horison Kotaraja, dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Direktorat Binmas Polda Papua bersama Stakeholder dengan tema "Dampak Pandemi Covid - 19 Terhadap Tatanan Sosial di Papua".

“Terlepas dari perdebatan istilah tatanan yang normal secara sosiologis sama dengan istilah adaptasi hidup darurat pandemi normal dimaksudkan agar berbagai sektor kehidupan yang tadinya tersendat bahkan berhenti dapat sedikit bergerak kembali. Dengan kata lain adaptasi hidup darurat penemu sebagai upaya meredam laju tingkat kerentanan sosial di masyarakat yang tidak menentu,”ujarnya.

Kerentanan sosial menjadikan posisi ketahanan masyarakat mengalami guncangan akibat pandemi covid 19 ketahanan masyarakat berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia seperti teknologi makanan pekerjaan dan rasa aman nyaman dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya.

Lanjut dia, namun kondisi saat ini justru menjadikan ketahanan masyarakat mengalami kerontokan sosial membuat produktivitas menurun mata pencarian terganggu dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat.

Jika skenario new normal menjadi pilihan sambil menunggu vaksin covid 19 ditemukan, maka kolaborasi dari semua pihak menjadi syarat wajib, tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat pun harus menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan jika tidak ada kolaborasi, kasus terinfeksi covid 19 akan semakin parah peningkatan ekspor yang diprediksi oleh para ahli kesehatan.

“Saya ingin menyampaikan bahwa kegiatan focus group discussion ini yang merupakan bagian dari bentuk kolaborasi untuk menentukan langkah bijak yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat agar situasi menjadi lebih baik,”harapnya. Hadir dalam kegiatan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Drs. Ahmad Mustofa Kamal, SH, Wadir Binmas Polda Papua AKBP M. Yamin Dian Priyono, S.IK, Waaster Kodam XVII/Cendrawasih Letkol INF. Lambert Jerry Mailoa, SE, Kepala Dinas Perindagkop Provinsi Papua Ir. Omah Laduani Ladamay, M.Si, Kasat Binmas Polresta Jayapura Kota AKP Pieter Kendek, S.Sos, MM, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Pariwisata Provinsi Papua Boni Asso, SST.Par, M.Si, Kasubbid Yanmed Dokpol RS. Bhayangkara Penata Fitri Murani, Sekertaris Dinkes/Ketua Tim Data dan Info Posko Covid 19 Dinkes Provinsi Papua Dr. dr. Arry Pongtiku, MHM, Deputi Kepala KPW Bank Indonesi Provinsi Papua Darmawan Tohap B. Hutabarat.  dr. Monalisa Manufandu (Dokter RSUD Abepura), Akademisi Entar Sutisman (Dosen Universitas Yapis Papua).

Mempengaruhi Kehidupan Sosial

Akademisi Entar Sutisman (Dosen Universitas Yapis Papua), dalam kesempatanya mengatakan bahwa tentang Pandemi Covid-19 dan Tatanan Sosial Masyarakat, awal tahun 2020 dunia (Indonesia) diguncang oleh suatu penyakit mematikan yang disebabkan oleh Virus Corona atau Covid - 19.

Menurut Ketua WHO Tedros Adhanom Gebreyesus dalam suatu pertemuan di Jenewa dimana Covid - 19 merupakan singkatan dari Co (Corona), Vi (Virus), D (Disease) yang artinya penyakit sedangkan 19 adalah tahun penemuannya di Kota Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019.

“Upaya pemerintah melalui peraturan dan kebijakan sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Bahwa covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dimana timbulnya rasa curiga dan kehilangan rasa kepercayaan serta rasa toleransi,”ujarnya.

Sebelum adanya covid - 19 ini masih adanya gotong royong dengan mengumpulkan warga kampung. Namun wabah covid 19 membuat kegiatan tersebut tidak ada lagi karena timbul rasa curiga, hilangnya kepercayaan, rasa takut pada keramaian dan perkumpulan keramaian. Enggan berjabat tangan saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan dan harus menjaga jarak kurang lebih 2 meter.

Deputi Kepala KPW Bank Indonesi Provinsi Papua Darmawan Tohap B.Hutabarat, dalam kesempatanya menyampaikan tentang Perkembangan Perekonomian Papua "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Papua di Masa Pandemi".

Penyebaran kasus covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan hingga 3 November 2020, total kasus covid-19 secara global tercatat sebesar 46,84 juta kasus dengan 1,2 juta kasus kematian Namun demikian penambahan kasus ini diikuti dengan penurunan tingkat kematian dengan nilai 2,57% secara global.

“Disisi lain mobilitas masyarakat sepanjang triwulan 3 secara umum mengalami perbaikan dibandingkan triwulan 2 2020, hal ini tercermin dari data Google mobility repot khususnya pada sekitar pusat perdagangan dan rekreasi serta sarana transportasi umum Namun demikian beberapa negara terlihat meningkatkan pembatasan transportasi umum pada Oktober 2020. Secara umum mengalami perbaikan dibandingkan triwulan 2 tahun 2020 hal ini tercermin dari data mobilitas pusat perdagangan dan rekreasi mengalami perbaikan dan mobilitas transportasi umum masih jauh dari covid-19,”ungkapnya.

Pandemi covid 19 memiliki dampak yang signifikan bagi Pelemahan kinerja ekonomi Papua  Bank Indonesia Papua memproyeksikan Papua akan mengalami pelemahan kinerja ekonomi mencapai Rp. 5.105 T pada tahun 2020 yang sebagian besar akan terjadi pada triwulan II 2020 dari total dampak tersebut 20,39% atau Rp. 1,57 T merupakan dampak langsung dari penutupan akses.

Akibat kemahalan harga sehingg tingginya disparitas harga antar wilayah produksi di luar Papua dengan Papua termasuk juga disparitas harga internal di Papua yang sangat tinggi, mekanisme pasar persaingan tidak sempurna akibat pasar yang sifatnya monopoli dan oligopoli bahkan mengarah kepada kartel, lemahnya sinergitas dari hulu ke hilir akhirnya memberikan beban kepada masyarakat sebagai konsumen, harga eceran tertinggi (HET) yang belum ada.

Lalu sistem distribusi transportasi dan pusat logistik belum maksimal sehingga pemerintahan mendorong adanya subsidi barang yang keluar Papua, ketergantungan pangan dari sembilan bahan pokok dari luar Papua hampir 80% kebutuhan pangan dan sembilan bahan pokok di Papua dipasok dari Surabaya, Makassar dan Bitung.

Sementara itu Kepala Dinas Perindagkop Provinsi Papua Ir. Omah Laduani Ladamay, M.Si, menyampaikan bahwa kebijakan pencegahan pengendalian dan penanggulangan covid 19 dipemerintahan Provinsi Papua yaitu work from home, sosial distancing dan physical distancing, membatasi waktu buka pasar,kios,toko,mall,toserba dan sejenisnya pada pukul 06.00 sampai dengan 14.00 WIT. Dan menutup semua jenis wisata dan hiburan, penutupan penerbangan dan pelayaran kapal penumpang di pintu - pintu masuk wilayah Papua, Bandar Udara, Pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat Negara (PLEN).

Menjaga Diri

Wadir Binmas Polda Papua AKBP M. Yamin Dian Priyono, S.IK, dalam kesempatanya mengatakan bahwa meningkatkan imunitas dan menjaga diri selama masa Pandemi Covid - 19 dan dampak dari Covid 19 yang terjadi pada ekonomi masyarakat yang paling berpangaruh terhadap para UKM.

Upayah TNI - Polri yang selama ini telah melaksanakan kegiatan sosialisasi namun semua kembali pada masyarakat, dimedia sudah diinformasikan bahwa pasien terus bertambah namun pemikiran masyarakat kita yang sedikit keras sehingga itu harus dimulai dari diri sendiri.

Dengan pengalaman yang ada tetap waspada dan menjaga kesehatan diri, tidak usah termakan informasi yang belum tentu kebenaran dan kembali kepada Tuhan atas kuasanya dikarenakan bukan hanya kita saja yang menghadapi virus ini.*