Jurus Jitu  Pelayanan RS  Kemenhan Dr Suyoto bagi Pasien Covid-19

Seorang perawat sedang mempersiapkan peralatan medik untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien di pembaringan/Istimewa

RUMAH Sakit Umum (RSU) Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Dr Suyoto yang terletak di Jalan Veteran No.178, Bintaro, Jakarta Selatan semakin dikenal masyarakat luas sebagai salah satu RS Umum terbaik di Jakarta dan sekitarnya dalam merawat dan mendampingi pasien Pandemi   Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dimana penyakit ini telah menjadi “ hantu ” bagi kehidupan umat manusia zaman ini.

Keberhasilan mendampingi dan merawat pasien Covid-19 itu tentu saja tidak terlepas dari jurus-jurus jitu yang dimiliki RSU milik Kemenhan ini dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap orang yang datang dan dirawat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan (SARA).

Setiap hari tak kenal lelah, para tenaga  kesehatan (keperawatan, kebidanan, keformasian, kesehatan masyarakat, tenaga gizi dan psikologi klinis)  bersama para tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis) bahu membahu melaksanakan tugas pelayanan medik, penunjang medik dan rehabilitasi medik secara terpadu.

Rumah sakit ini mempunyai visi mewujudkan Rumah Sakit dengan keunggulan rehabilitasi medik menuju pelayanan kesehatan prima bagi personil Kemenhan, TNI serta masyarakat umum. Atas dasar visi inilah, RSU Dr Suyoto membuka diri seluas-luasnya untuk menerima para pasien Covid-19 untuk dirawat dan didampingi sampai benar-benar sehat. Bahwa dalam bekerja keras memberikan pelayanan medik itu, pada akhirnya pasien tersebut tidak dapat tertolong nyawanya maka,  semua itu merupakan “yang terbaik” dari Allah SWT- Tuhan Yang Maha Kuasa!

Setiap warga masyarakat, apakah dia seorang anggota dan keluarga prajurit ataukah masyarakat umum, ketika hendak memeriksakan kesehatannya terkait pandemi Covid-19 wajib diambil darahnya, difoto paru-parunya dan wajib  pula mengikuti tindakan medik selanjutnya termasuk menunggu hasil Swab.  Tenaga kesehatan dan tenaga medis terlihat bekerja  bersungguh-sungguh dan bergotong royong dalam memberikan pelayanan dan pendampingan bagi  warga masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya.

Apabila berdasarkan keputusan Tim dokter, orang bersangkutan harus menjalani perawatan medis (rawat inap) di RSU tersebut maka pasien tersebut dipanggil dengan penuh keramahan dan diberitahu secara santun bahwa “anda butuh dirawat” di rumah sakit ini. Cara menyampaikan keputusan  Tim dokter kepada pasien bersangkutan, merupakan awal  persiapan dan penerimaan mental  (suasana batin) seorang pasien untuk bersedia dirawat dan didampingi selama berada di rumahsakit ini. Hal ini juga tentu saja akan merupakan “salah satu obat mujarab”  alias jurus-jurus yang jitu bagi suatu proses kesembuhan seorang pasien.

Setelah pasien tersebut diberitahu hasil rekam medik atas dirinya dan saran Tim dokter  (dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru) agar yang bersangkutan dirawat inap di RSU tersebut terkait Covid-19 yang dideritanya, tenaga medis yang bertugas saat itu pun meminta pasien tersebut untuk menyiapkan perlengkapan pribadi dan selanjutnya  dipersilahkan menunggu sementara waktu di sebuah tenda besar  yang terletak  di depan gedung RSU Dr Suyoto itu.

Jam-jam penantian” di tenda itu  untuk selanjutnya dijemput menuju bangsal  perawatan pasien terasa cukup lama,  dapat sekitar lebih dari tiga jam. Hal ini bukan karena  kesengajaan tenaga kesehatan atau petugas medis serta personil pendukung lainnya  yang bertugas hari itu, namun karena pihak RS membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai persiapan yang memadai di bangsal  perawatan pasien Covid-19. Kita lantas memahami semua ini lantaran, mempersiapkan semua kebutuhan perawatan seorang pasien Covid-19 yang  harus dirawat inap sangat berbeda dengan pasien yang mengalami sakit bukan Covid-19 yang akan dirawat inap.

Kehati-hatian, kesabaran dan kejelian dalam mempersiapkan perawatan seorang pasien Covid-19 menjadi hal yang paling utama lantaran jenis penyakit yang satu  ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia,  tidak hanya bagi nyawa pasien Covid-19  itu saja , tetapi juga bagi tenaga  kesehatan, petugas medis, personil pendukung  RS serta masyarakat  umum di sekitarnya yang dekat dan berinteraksi dengan pasien Covid-19 itu.

Pelayanan yang ekstra hati-hati

Tenaga medis dan personil pendukung  seperti petugas angkat barang, pengemudi mobil ambulans dan lainnya wajib hukumnya mengenakan “pakaian khusus” serba putih pada dirinya saat mulai melayani pasien Covid tersebut.

 Pasien Covid itu dijemput tenaga medis dan personil pendukung dari tenda itu. Pasien dipersilahkan menaiki mobil ambulans yang sudah menunggu di depan tenda . Semua perlengkapan pribadi pasien diambil oleh petugas pendukung untuk dinaikkan ke dalam mobil tersebut. Walaupun jarak tempuh antara tenda tempat menunggu untuk  dijemput  menuju  bangsal perawatan itu sangat dekat, namun sesuai prosedur di RS dr Suyoto, pasien ini harus dihantar dengan mobil ambulans.

Setibanya di gerbang gedung Bangsal Perawatan, pasien ini dituntun untuk memasuki kamar tidur untuk menjalani perawatan dan pendampingan medis sesuai protokol kesehatan dunia. Semua mereka yang bertugas senantiasa melayani pasien secara sangat hati-hati demi menjaga diri mereka agar tidak tertular Covid-19 yang mematikan itu. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan yang utama bagi semua petugas pendukung, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Bapak atau Ibu atau adik, mohon dengan sabar untuk istirahat di sini. Banyak berdoa  karena semua ini ada dalam keputusan Yang Ilahi dan jangan stres. Berpikir yang ringan-ringan saja. Jangan panik. Apabila membutuhkan sesuatu, lambaikan tangan saja ke arah CCTV yang terletak di atas sudut kamar ini. Kami senantiasa memantau anda melalui CCTV ini,” kata seorang tenaga kesehatan penuh ramah. Dia pasti tersenyum untuk menguatkan Hati pasien itu namun pasien sendiri tidak melihat senyumnya lantaran wajah petugas kesehatan yang berdiri di hadapannya tertutup oleh APD. Namun, dari bola mata yang ceriah dari  tenaga kesehatan itu,  dapat langsung terbaca kalau dia sedang memberikan pelayanan yang humanis bagi pasien ini.

Selama berada di bangsal perawatan itu, tidak tampak tenaga kesehatan dan petugas medis atau personil pendukung “mondar-mandir” kesana-kemari di lorong  bangsal itu. Mereka tidak tampak di situ. Mereka berada di luar bangsal sambil memperhatikan secara saksama setiap gerakan pasien yang berada di dalam kamar masing-masing. Mereka memantau pasien melalui layar komputer yang terpantul dari CCTV. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan diri tenaga medis dan petugas pendukung dari serangan virus Covid-19.

Apabila pasien membutuhkan hal-hal yang sangat mendesak atau  ingin menyampaikan permintaan, usul dan saran maka pasien tersebut dapat berbicara langsung dengan tenaga kesehatan yang bertugas melayani pada jam-jam itu atau menyampaikan langsung kepada koordinator atau pemimpin bangsal  perawatan itu melalui jaringan telepon genggam. Nomor kontak pemimpin bangsal  perawatan diberikan kepada pasien.

Setiap usul-saran atau keluhan pasien yang disampaikan,  langsung ditanggapi oleh tenaga medis atau pemimpin bangsal perawatan itu. Dalam waktu yang relatif singkat, apa yang disampaikan atau dikeluhkan pasien tersebut ditindaklanjuti.

Keluarga pasien diberi kesempatan menjenguk pasien yang sedang dirawat itu namun kunjungan itu hanya melalui kaca pembatas gedung. Dapat saling menatap namun jika ingin berbicara maka pembicaraan dilakukan melalui telepon genggam. Pengunjung samasekali tidak diperkenankan berada dekat secara fisik dengan pasien namun tetap dibatasi oleh kaca bening. Perjumpaan  itu dapat terjadi apabila pasien tersebut dapat berdiri dan berjalan sendiri keluar kamar tidurnya. Namun, apabila pasien tersebut tidak dapat bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamar tidur maka keluarga tidak dapat menjenguknya.

Tenaga kesehatan dan petugas pendukung secara rutin pada jam-jam yang sudah ditentukan mendatangi setiap pesien Covid-19 di kamar masing-masing untuk memberikan pelayanan kesehatan seperti pemberian obat, pengambilan darah, mengukur suhu tubuh dan tekanan darah, memberikan nasehat medis dan menghantar makanan untuk disantap pasien Covid-19.

 Mereka melayani dengan sepenuh Hati sebagai saudara, sebagai orangtua sebagai sahabat mereka sendiri. Mereka tidak pernah mengeluhkan pekerjaan mereka di depan pasien dan apabila ada pasien yang bersikap kurang sopan saat mereka melayani maka mereka bersikap begitu tenang dan sabar sambil memberikan pengertian secara baik kepada pasien tersebut.

Pada dinding  kamar atau lorong bangsal perawatan itu, pihak penyelenggara RSU Dr Suyoto memajang beberapa bingkai kaca berisi tulisan tentang Hak Pasien sesuai  UU no.44 Tahun 2009 pasal 32 tentang  “Rumah Sakit”  dan Kewajiban Pasien   sesuai  Permenkes RI No. 69 tahun 2014 pasal 28 tentang  “Kewajiban  RS dan Kewajiban Pasien”  yang menjalani rawat inap di RS tersebut. Terpampang pula  gambar Denah Ruang Gedung  Rawat Inap untuk menembah informasi kepada pasien terkait pelayanan di RS Dr Suyoto ini. Hal ini penting agar apabila terjadi kebakaran atau gempa bumi maka pasien dan semua tenaga medis,personil pendukung, tenaga kesehatan dapat menyelamatkan diri mengikuti  petunjuk di dalam denah tersebut.

Apabila dari hasil  evaluasi perawatan dan pendampingan pasien tersebut, Tim dokter menyatakan bahwa  pasien Covid-19 ini perlu menambah hari-hari istirahatnya di RS ini atau menyatakan bahwa pasien ini sudah benar-benar sembuh dari penyakit Covid-19 maka pasien ini akan diberitahu secara resmi oleh tenaga medis yang melayaninya.

Setiap tindakan tenaga medis, petugas medis dan personil pendukung tetap berpijak di atas peraturan dan prosedur yang berlaku secara resmi di RSU ini. Mereka tidak pernah dan berusaha tidak akan pernah melanggar peraturan dan prosedur pelayanan pasien di RS ini karena apabila dilanggar maka akan merugikan pasien yang dilayani, merugikan tenaga medis, petugas medis dan personil pendukung serta merugikan institusi Rumah Sakit itu sendiri.

Disiplin dalam bekerja menjadi kunci utama di RS Dr Suyoto. Tanpa disiplin maka semua cita-cita dan kemauan baik kita akan sirna. Keluarga besar RS Dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan telah mebuktikan semuanya ini. Mereka sedang menjalankan disiplin itu dalam karya demi kemaslahatan manusia yang dilayani!

Benarlah kata orang: ” RS Dr Suyoto merupakan salah satu Rumah Sakit terbaik di Jakarta dalam pelayanan dan pendampingan pasien Covid-19. Mereka patut mendapat penghargaan yang sewajarnya ! ”