Wagub Papua Kecam Insiden Penolakan Pasien di Lima Rumah Sakit Jayapura

Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal menyayangkan insiden penolakan pasien kecelakaan di lima rumah sakit yang ada di Kota Jayapura dan mengakibatkan pasien meninggal dunia.

Kepada wartawan di Jayapura, Jumat (26/6), Wagub menegaskan, terkait insiden itu pihaknya akan mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan di lima rumah sakit tersebut.

Seperti diketahui lima rumah sakit yang menolak pasien kecelakaan bernama Hanafi Rettob antara lain RSUD Jayapura, RS Provita, RS Marthen Indey, RS Bhayangkara dan RSUD Abepura

"Kita turut berduka cita dan kita sangat mengecam kejadian tersebut," kata Wagub Klemen

Menurut dia, jikalau memang benar kejadian penolakan itu, tapi tentunya perlu melihat dari semua aspek

"Rumah sakit tujuannya untuk menolong orang sakit. Jadi saya minta semua rumah sakit yang ada di Papua kembali melakukan tugasnya untuk pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit milik pemerintah daerah," tegas Wagub

"Saya minta mereka jangan main-main dan bercanda itu orang sakit harus dilayani. Apapun alasannya untuk rumah sakit daerah, rumah sakit swasta juga wajib, jangan cari untung saja tapi juga harus pelayanan kemanusiaan," tekannya

Sebelumnya, Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes menyampaikan permohonan maaf atas insiden penolakan pasien kecelakaan yang kemudian menjadi sorotan warga di media sosial.

Kepada wartawan, Rabu (24/6) lalu Aloysius menegaskan pihaknya sama sekali tidak menolak pasien kecelakaan yang akhirnya meninggal dunia pada Selasa (22/06) lalu

Di media sosial, warga menyoroti lima rumah sakit, termasuk RSUD Jayapura yang menolak pasien bernama Hanafi Rettob yang mengalami kecelakaan tunggal di depan Bank Indonesia Jayapura.

Selain RSUD Jayapura, terdapat 4 rumah sakit lain yang disebut menolak pasien yakni RS Provita Jayapura, RS Marthen Indey, dan RS Bhayangkara. Korban baru bisa diterima di RS Dian Harapan Waena, namun tak lama sesudah itu dinyatakan meninggal dunia.

“Saya sudah mendengar hal itu. Saya perlu jelaskan bahwa kami bukan menolak pasien, tapi kami minta dirujuk ke rumah sakit lain," ucap Aloysius. 

Dengan alasan, karena ruangan Orthopedi yang biasa digunakan untuk pasien kecelakaan sedang ditutup sejak beberapa hari lalu.

"Ada perawatnya yang terpapar, semua petugasnya sedang kami isolasi semua. Jadi ruangan itu sedang kami sterilkan dengan disinfektan, baru kami buka,” kata Aloysius Giyai

Oleh karena itu, atas nama direksi dan semua petugas medis, Aloysius meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Namun ia menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan dari petugas medis dalam insiden ini.

“Jadi bukan ditolak tapi kami sarankan ke rumah sakit lain. Tetapi kemarin saya sudah kumpulkan semua unit layanan bahwa ke depan, apapun kondisinya, tidak boleh ada penolakan pasien. Harus ditangani dulu. Ini jadi evaluasi bagi kami, semoga ada perbaikan ke depan,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua ini.

Sementara itu tak terima atas perlakuan rumah sakit, keluarga korban melaporkan lima rumah sakit ke Mapolda Papua, Rabu (23/6) lalu.**