Sehari-Hari Tidur di Pasir, Video Ibu Ini Viral di Medsos

Ketua PAM GKI Klasis Sorong (kiri) saat menyerahkan bantuan simbolis kepada Janda Faidan/Ola

SORONG , wartaplus.com - Ibu Dominggas Faidan seorang janada meminjam 68 tahun mendadak viral setelah kisah sukses di publikasi di media sosial. Dalam video tersebut, salah satu anggota DPRD Provinsi Papua Barat, Abdullah Gazam, memilih Faidan yang menggunakan Faidan yang tidak layak hanya dengan beralaskan pasir dan meluapkan kekesalannya kepada pemerintah yang dianggap tidak mau melihat rakyatnya.

Video viral tersebut kemudian menyebar dan ditanggapi oleh kelompok Pemuda GKI Klasis Sorong. Kembali ke PAM GKI Klasis Sorong, kemudian datangi tempat tinggal janda Faidan di kelurahan Tanjung Kasuari, Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (21/5). Setibanya dilokasi, pemuda Klasis ini menemukan fakta yang dipertanyakan oleh anggota DPRD ini bertolak belakang dengan kehidupan janda Faidan. Hal ini senada dengan apa yang dikeluarkan oleh Lurah Tanjung Kasuari, Robby Burdam.

"Rumah Nenek ini benar-benar sambung dengan rumah batu kuncir. Mama ini bukan diusir sama anak-anak, tetapi dia ini asli di Pulau Ayau sana. Di mana lebih nyaman tidur di atas pasir. Bukan tanah. Mama kecil ini sebagai tempat tinggalnya. Mama ini juga dapat bantuan, terima BPNT di toko Padang, setiap bulannya dan BST 600 ribu juga dapat dari kantor Lurah. Jadi jika ada yang mengatakan, tidak ada bantuan itu tidak benar, dan dari sisi keluargaan saya panggil Nenek "Tidak mungkin. Aku tidak meminta izin."

Saat memutuskan, apakah Janda Faidan lebih memilih tinggal dirumah batu atau digubuknya. Ia lebih memilih gubuk sederhananya dengan alasan yang sesuai dengan tidur.

Mama Faidan sendiri memiliki 5 orang anak. Seperti yang diceritakan salah satu lolos, itulah Mamanya yang meminta untuk tinggal berpisah dengan alasan tidak mau menyusahkan anak-anak.

"Saya ini juga memang hidup susah, kerja hanya untuk kehidupan sehari-hari, saya juga punya kehidupan sendiri dan terima kasih makan anak-anak Saya. Mama minta tinggal di sini, masak sendiri di sini. Kami anak-anak jaga lihat-lihat Mama di sini. Memang Kalau hujan saja ada yang bocor dari atas, "terangnya.
Sementara itu, Ketua PAM GKI Klasis Sorong, Septinus Kambu mengungkapkan bahwa penyampaian oleh anggota dewan di media sosial itu kurang etis dalam penyampaian komunikasi masyarakat. 

"Lebih sebagai wakil rakyat. Kami harap sampaikan temuan sesuai kenyataan. Ini membuat kesan tidak baik untuk kelurahan dan pemerintahan. Terima kasih bantuan, terima kasih tolong jadikan rakyat sebagai objek pencitraan," sesal Septinus.

Disampaikan oleh Kepala Distrik Maladumes, Antonia kepada para donatur pihak mana saja yang menyalurkan bantuan atau bantuan di distrik Maladume agar dapat berkordinasi dengan pemerintah, agar tidak timbul kecemburuan sosial dan dapat disalurkan kepada yang benar-benar pantas. 

"Tolong hargai kami. Sebagai Kepala Distrik, Saya anggap tamu yang datang tanpa permisi ke kelurahan yang ibarat pencuri, karena tidak ijin. Jika ada masalah dilapangan, seperti saat ini, maka siapa yang mau bertanggung jawab. bukan mencari nama, "harap Kadistrik.

Pada kesempatan itu, Pemuda GKI Klasis Sorong juga menyerahkan bantuan bahan makanan, perlengkapan mandi, untuk Janda Faidan dan keluarga serta para tetangganya. *

Video/Ila