Warga Meringis Harga Komoditas Merangkak Naik Pasca Karantina Wilayah

Sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga seminggu karantina wilayah di Sorong/Ola

SORONG,wartaplus.com - Seminggu pemberlakukan karantina wilayah berupa penutupan sementara bandara dan pelabuhan laut untuk aktifitas naik turun penumpang, harga sejumlah komoditas dasar masyarakat perlahan merangkak naik.

Pantauan wartaplus.com di Pasat Sentral Remu, Kota Sorong, Papua Barat, Minggu (5/4), komoditas yang naik hingga lima kali lipat adalah cabai rawit. Dimana sebelumnya sekilo Rp.40ribu naik hingga Rp.140ribu hingga Rp.150ribu. Tomat sebelumnya Rp.20ribu perkilo naik menjadi Rp.35ribu. Bawang bombay yang sebelumnya perkilo Rp.40ribu menjadi Rp.100ribu. Sedangkan bawang merah dan bawang putih tetap stabil diharga Rp.50ribu sampai Rp.60ribu perkilo. Wortel lokal yang sebelumnya Rp.20ribu perkilo naik menjadi Rp.40ribu. Sedangkan wortel import yang sebelumnya Rp.25ribu naik menjadi Rp.50ribu per kilo.

Selain kebutuhan bumbu dapur, kenaikan juga dialami naiknya harga gula pasir, dimana sebelumnya perkilo Rp.16ribu saat ini mencapai Rp.20ribu perkilo. Beras standar yang sebelumnya Rp.12ribu perkilo naik menjadi Rp.14ribu. Minyak goreng curah yang sebelumnya Rp.10ribu naik menjadi Rp.12ribu perliter. Telur lokal yang sebelumnya Rp.65ribu per ram naik menjadi Rp.68ribu hingga Rp.70ribu. 

Salah satu pedagang, Eka mengaku bahwa kenaikan sejumlah barang memang dialami sebelum adanya karantina wilayah. Terutama bawang merah, putih dan bombay yang diimport. Sedangkan sayur mayur yang dikirim dari luar Sorong seperti dari Manado dan Seram sedikit terganggu akibat pemberhentian kapal penumpang. Namun dengan masuknya dua kapal putih di Pelabuhan Sorong, Sabtu (4/4) yang membawa barang-barang komuditas, dipastikan sayur mayur masih memadai dan akan berangsur menurun.

Juru bicara tim satgas Covid 19, Ruddy Laku dalam beberapa kesempatan, menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus mengawasi kenaikan harga bahan pokokn masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pengecekan langsung kebutuhan pokok seperti beras dan gula yang ditinjau langsung Wali Kota Sorong beberapa waktu lalu.

"Untuk kebutuhan pokok, laporan dari dinas dan instansi terkait masih aman 2 sampai 3 bulan kedepan. Pengiriman barang kebutuhan juga tidak terhenti karena kapal laut masih melayani pengiriman barang," jelas Ruddy.

Sejumlah warga juga memahami kondisi yang dialami saat ini. Salah satunya Angel yang mengaku tidak panik serta menimbun kebutuhan pokok, karena ketersediaan barang juga masih ada meski mengalami kenaikan harga.

Pedagang saat menjual beberapa kebutuhan masyarakat di pasar Remu Sorong/Ola

"Sudah biasa ya, naik-naik harga begini, jadi tidak terlalu kaget. Saya siasati aja dengan mengurangi bumbu-bumbu saat memasak. Apalagi susah begini ya, Paitua ojek biasa dapat banyak sekarang berkurang, ya kita sesuaikan saja dengan keuangan," terang Angel.
Warga pun berharap kedepannya, jika masa tanggap darurat masih diberlakukan di Sorong, ada alternatif buat masyarakat untuk kemudahan memperoleh kebutuhan dasar pokok, apalagi menjelang bulan puasa dan idul fitri.*