Bandara Ditutup, Ribuan APD Tertahan Hingga Puluhan Mahasiswa Terlantar

Mahasiswa asal Sorong yang terlantar di Bandara Hasanudin Makasar /istimewa

SORONG,wartaplus.com - Mulai hari ini, Rabu (1/4) penerbangan komersil di bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong tidak lagi beroperasi karena mengikuti instruksi Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau yang melakukan upaya Karantina Wilayah guna melindungi warganya dari tertularnya virus Corona (Covid 19).

Kepala Bandara DEO, Rasburhani yang dikonfirmasi melalui pesan singkat membenarkan bahwa mulai hari ini sudah tidak ada lagi pesawat yang beroperasi, termasuk pesawat bermuatan barang.

"Selama ini barang-barang cargo yang dikirim dari luar Kota Sorong dititip melalui pesawat penumpang. Tidak ada khusus pesawat cargo. Semua tergantung dari maskapainya, jika ingin beroperasi. Hal ini tentunya mereka akan berkoordinasi dengan kantor pusat utk ijin terbangnya," terangnya.

Suasana Bandara terlihat sepi /Ola

Akibat penutupam bandara, ribuan Alat Pelindung Diri (APD) yang dipesan sejumlah relawan kemanusiaan, organisasi masyarakat tertahan dan tidak dapat dikirim cepat karena harus menunggu pengantaran menggunakan kapal kargo. Mengingat ekspedisi kapal penumpang juga telah ditiadakan.

Salah satu aktifis kemanusiaan, Ngesti mengaku APD yang telah dipesan di Jakarta untuk keperluan kemanusiaan tertahan di Jakarta karena tidak ada alternatif pengiriman cepat sampai di Sorong. "Kami harap ada solusi untuk pengiriman APD yang tertahan dan siap dikirim dari Pulau Jawa,"harapnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha jasa pengiriman barang dari Citykurir Ekspres, Irfan mengaku dengan adanya penutupan Bandara sangat berdampak dari segi bisnis.

"Pasti pendapatan berkurang banyak, karena kegiatan operasional kami sementara dihentikan selama masa ini, sementara gaji karyawan tetap jalan seperti biasa. Nanti lihat perkembangan selanjutnya, jika misalnya karantina ini dilanjutkan selama 1 bulan kedepan, kemungkinan Kami akan kurangi tenaga, semoga wabah ini cepat berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas seperti biasa," harap Irfan.

Dampak dari penutupan Bandara juga dialami oleh puluhan Mahasiswa asal Sorong yang kuliah di luar Sorong. Menurut informasi, ada sekitar 30 Mahasiswa asal Sorong yang terlantar di Bandara Sultan Hasanudin Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Mereka sebelumnya ada yang dari Jakarta, Surabaya dan Jogjakarta.

Mereka berharap ada kebijakan dari Pemerintah daerah untuk menyiapkan satu pesawat khusus untuk mengantarkan mereka agar dapat berkumpul bersama keluarga di Sorong.*