Patroli Patok Bersama Satgas Pamtas dan PNGDF di MM 13.2 RI - PNG

Satgas Pamtas Yonif MR 411/PDW Kostrad dan Papua Nugini Defence Force (PNGDF) dari satuan 1 Royal Pacific Islands Regiment (RPIR) yang melaksanakan Patroli Patok bersama di MM. 13.2 perbatasan RI-PNG, Sabtu (15/2) lalu/Dok.Pendam17

MERAUKEwartaplus.com – Persahabatan dan kebersamaan pasukan tentara dari dua negara yang bertetangga diperlihatkan oleh TNI AD dalam hal ini Satgas Pamtas Yonif MR 411/PDW Kostrad dan Papua Nugini Defence Force (PNGDF) dari satuan 1 Royal Pacific Islands Regiment (RPIR) yang melaksanakan Patroli Patok bersama di MM. 13.2 perbatasan RI-PNG, Sabtu (15/2) lalu.

Hal ini diungkapkan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya S.Sos., M.Han dalam rilisnya, Minggu(16/2).

Dansatgas mengungkapkan, patroli patok bersama di MM.13.2 Perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea (RI-PNG) ini dilaksanakan oleh 7 personel Satgas Pamtas Yonif MR 411/PDW Kostrad Pos Yakyu yang dipimpin Danpos Yakyu Letda Inf I Komang Adhi dan 10 personel dari Pos Weam, 1 Royal Pacific Islands Regiment (RPIR) dipimpin Danpos Weam LT, Simon Tungga.

Dansatgas menyebutkan, kegiatan patroli patok bersama yang digelar oleh kedua pos yang bertugas di perbatasan tersebut adalah yang kedua kalinya dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan. Tujuannya untuk mempererat hubungan baik yang telah terjalin antar kedua negara selama ini, dan menjaga stabilitas keamanan diperbatasan secara bersama-sama.

"Sebelum melaksanakan patroli bersama ini, Danpos Yakyu Letda Inf I Komang satu minggu sebelumnya telah mengirim surat undangan ke Danpos Weam LT, Simon Tungga, hal tersebut mendapat respon baik dan beberapa hari kemudian dilaksanakanlah patroli bersama," terang Dansatgas Mayor Inf Rizky.

Alumni Akademi Militer tahun 2003 tersebut menambahkan, patroli bersama merupakan sarana yang efektif dalam mewujudkan semangat kebersamaan, memberikan manfaat bagi kedua negara di wilayah yurisdiksi masing-masing.

"Ini juga dalam upaya melakukan pencegahan terhadap kegiatan ilegal yang mungkin dilakukan oleh oknum – oknum masyarakat kedua negara, sekaligus juga dapat mendorong terciptanya iklim yang kondusif di sepanjang perbatasan darat RI – PNG,"pungkasnya.(Adv)