Sektor Pertambangan, Salah Satu Pemicu Kontraksi Perekonomian Papua

Ilustrasi pertambangan/google

JAYAPURA, wartaplus.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengalami kontraksi sebesar -15,72 persen. Angkat tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang masih tumbuh 7,37 persen.

Diungkapkan Kepala Bidang Nerwilis BPS Papua, Eko Mardiana, kontraksi tersebut dipicu oleh menurunnya produksi pada kategori pertambangan dan penggalian sebesar -43,21 persen.

"Penurunan produksi pada kategori ini terutama disebabkan oleh turunnya produksi biji logam PT Freeport selama tahun 2019, dikarenakan masa peralihan lokasi tambang PT Freeport dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah," ujarnya dalam keterangan pers di Kantor BPS Papua, Kamis (6/2).

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan disebabkan oleh komponen ekspor luar negeri yang mengalami penurunan hingga -69,10 persen.

Ia juga menjelaskan, ekonomi Papua pada triwulan IV 2019 juga mengalami kontraksi sebesar -3,73 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu (y-on-y).

"Demikian juga jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi Papua mengalami kontraksi sebesar -4,47 persen," jelasnya.

Perekonomian Papua sendiri jika dilihat tanpa kategori pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 5,03 persen. **