Uskup Jayapura Dorong Umat Katolik Berkarya Dalam Komunitas Basis

Pemimpin Umat Katolik Keuskupan Jayapura, Uskup Leo laba Ladjar,OFM/Istimewa

JAYAPURA- Pemimpin Umat Katolik Keuskupan Jayapura, Uskup Leo laba Ladjar, OFM mendorong umat Katolik agar terus-menerus hidup dan berkarya di dalam dan melalui Komunitas Basis (Kombas) yang terbentuk di seluruh wilayah Gerejani sebagai cara hidup baru menggereja dan memasyarakat zaman ini.

Hal ini disampaikan Uskup Leo Laba Ladjar, OFM di hadapan umat Katolik yang dipimpinnya pada saat pertemuan di Gereja Kristus Terang Dunia, Waena, Kota Jayapura, Papua dalam rangka menerima syukur atas penahbisan pria asli Papua berasal dari Balim, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, wilayah pegunungan Papua Tengah menjadi imam Katolik dan penahbisan empat orang calon imam menjadi Diakon (pelayan gereja).

“Saya bergembira mendengar kabar bahwa umat Katolik di Paroki Kristus Terang Dunia, Waena terus menghidupi semangat komunitas basis di tempat mereka berada dan berkarya, tidak hanya dalam rangka menyukseskan perayaan penahbisan imam baru dan diakon tetapi juga dalam kehidupan setiap hari di tengah masyarakat majemuk,”ujarnya, Minggu (24/11) pagi.

Menurut Uskup Leo Laba Ladjar, sebelum memberikan sedikit wejangan dalam acara syukuran ini, pihaknya menerima informasi dari Dr. Frans Pekey,M.Si yang adalah tokoh awam Katolik sekaligus Ketua I Dewan Pastoral Paroki (DPP) Kristus Terang Dunia, bahwa kelancaran dan keberhasilan persiapan hingga pelaksanaan upacara Misa penahbisan dan acara syukuran imam baru bersama para diakon hari ini, berkat partisipasi aktif dari semua anggota umat Katolik yang berdatangan dari berbagai Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dalam wilayah Paroki Kristus Terang Dunia.

Ketika menyampaikan rasa gembiranya itu, tampak wajah Uskup Leo laba Ladjar,OFM ceria penuh gembira dan bersemangat karena dirinya telah menyaksikan sendiri umat Katolik yang dipimpinnya sejak dinobatkan menjadi uskup pada 10 April 1994 dan pada 10 Agustus 1997 diangkat Paus di Vatikan menjadi Uskup Keuskupan Jayapura menggantikan pendahulunya Uskup Herman Muninghoff,OFM terus berkembang maju secara dinamis dan penuh optimisme.

Pada kesempatan acara syukuran itu, Uskup Leo laba Ladjar,OFM kembali mendorong para pastor yang berkarya di wilayah Keuskupan Jayapura agar terus aktif menyemangati umat untuk hidup dan berkarya di dalam dan melalui Komunitas Basis yang telah dibentuk di berbagai paroki sebagai tindak lanjut dari hasil Sinode Keuskupan Jayapura tahun 2006 yang mengusung tema kerja “Membangun Gereja Mandiri yang Misioner”. Tema Sinode ini merupakan Pedoman arah pengembangan Gereja Keuskupan Jayapura.

Komunitas Basis dibentuk demi pelayanan yang semakin mendekati pergumulan nyata. Melalui Komunitas Basis, dibangkitkan rasa setia kawan (solidaritas) di antara sesama warga umat Katolik untuk saling membantu, memberi dukungan dan saling meringankan beban hidup, baik antara umat di suatu persekutuan, antara persekutuan di keuskupan maupun solidaritas dengan umat dari gereja-gereja bukan Katolik serta setia kawan dengan umat beragama lainnya. Dengan demikian, Gereja beralih dari Institusi menuju gerakan yang selalu terbuka untuk berjejaring dengan orang dan kelompok lain.

Acara syukuran penahbisan imam baru Daud Wilil dan empat orang Diakon itu dimeriahkan oleh kelompok seni Orang Muda Katolik (OMK). Mereka menampilkan berbagai atraksi seni, tidak hanya di bidang tarik suara tetapi juga menampilkan komedian andalan yang membuat para peserta acara syukuran sontak tertawa penuh riang gembira.

“Dalam Komunitas Basis itu, orang-orang muda kita dibentuk untuk menjadi penggerak proses perjalanan kita ke depan. Kalau seluruh umat kita mulai menggereja dengan cara itu, yakni dengan mengikuti Arah Umum Pengembangan Keuskupan Jayapura yang tertuang dalam hasil Sinode Keuskupan Jayapura tahun 2006, maka pastilah kita menjadi Gereja Yesus Kristus yang matang dan dewasa, dan mampu berperan sebagai garam dan terang bagi seluruh masyarakat kita,” kata Uskup Leo laba Ladjar dalam “Membangun Gereja Mandiri yang Misioner”.

Wilayah Keuskupan Jayapura terbentang dari pantai utara Lautan Pasifik ke selatan sampai wilayah Pegunungan Bintang dan Pegunungan Jayawijaya. Di sebelah timur berbatasan dengan Negara Papua Nugini (PNG); di sebelah barat sebelah utara dengan Sungai Memberamo, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya. Luas Wilayah Keuskupan Jayapura 14.702.350 Km2.

Tanah Papua terletak di sebelah barat provinsi, sebelah Timur disebut Provinsi Papua dan sebelah barat disebut Provinsi Papua Barat. Keuskupan Jayapura berada di Provinsi Papua bersama tiga keuskupan lainnya yaitu Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Agats dan Keuskupan Timika. Sementara Keuskupan Manokwari- Sorong berada di Provinsi Papua Barat. *