Saya Seperti Menunggu Mati

Kisah Pasangan Penjual Baju Keliling Selamat dari Kerusuhan Wamena

Tampak Darno menggendong istrinya Sri Lestari yang mengalami luka karena diserang massa pada aksi rusuh di Wamena Senin kemarin/ Andy

JAYAPURA -Dengan menumpang pesawat CN235 milik TNI AU, empat orang korban rusuh di Kota Wamena tiba di Lanud Silas Papare Jayapura, Rabu (25/9) siang.

Keempat korban langsung di jemput ambulans dan dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok 2 Kota Jayapura untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut

Dari empat korban yang tiba di Lanud Silas Papare tersebut, ada nama Sri Lestari dan sang suami Darno yang bersyukur bisa selamat walapun dengan luka pada sebagian tubuhnya.

Sri bercerita, pada saat kejadian ia bersama enam orang kerabatnya dan empat anak-anak hendak menyelamatkan diri ke Mapolres Jayawijaya. Namun dalam perjalanan,  mereka dihadang dan dianiaya oleh massa.

"Saya diminta sama suami untuk menyelamatkan diri bersama kerabat ke Mapolres Jayawijaya dengan mobil. Namun dalam perjalanan, kami dihadang massa dan disuruh keluar dari mobil, lalu mobil dibakar," ujarnya dengan nada sedih di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Rabu (25/9) siang.

Selain membakar mobil, massa kemudian menganiaya ketujuhnya dengan alat tajam dan benda tumpul, bahkan sang sopir dipukul hingga meninggal di lokasi.

" Yang sopir dipukul hingga meninggal, sementara saya dipanah pada pinggang kemudian ditusuk di dada dan bibir, selain itu kerabat saya ditusuk pada mata. Bahkan satu anak yang bersama kami dipukul oleh massa. Saya seperi menunggu mati saja,"ujarnya dengan tangisan  sambil menunjuk luka di dadanya. Dikatakan, stelah kami dianiaya, seluruh barang yang kami bawa diambil oleh massa, dan tak dak ada yang tersisa.

Beruntung katanya, dia dan dua orang lainnya diselamatkan oleh sejumlah anggota Brimob yang tiba dilokasi kejadian dan melepas tembakan untuk membubarkan massa.

" Kita ditolong oleh anggota polisi yang datang, mereka membubarkan massa dan membawa kami ke rumah sakit, dan saya langsung dioperasi untuk mengeluarkan panah dari pinggang saya," ceritanya sambil menangis.

Sementara sang suami, Darno yang memilih bertahan di rumah mengaku menyelamatkan diri dengan bersembunyi diatas plafon rumah. "Saya tinggal di rumah, tapi massa yang datang masuk dan mencari orang-orang di dalam rumah, sehingga saya sembunyi di atas plafon, hingga aparat datang menyelamatkan kami," ujarnya.

Selain mencari warga, Darno mengaku bahwa massa juga turut mengambil barang-barang didalam rumah warga." Mereka mengambil barang-barang di dalam rumah kami, bagitupun rumah warga lainnya," ucapnya.

Darno mengaku bahwa massa yang melakukan penyerangan terhadap warga bukan hanya siswa, melainkan warga lainnya. "Kejadian penyerangan terjadi sekitar pukul 10.00 WIT, penyerangan bukan hanya siswa tapi sudah bercampur dengan orang dewasa. Ada yang pakai seragam ada yang tidak, mereka yang datang ini berjumlah 300 hingga 500 orang karena mereka berpencar di beberapa jalan utama Kota Wamena," ujarnya.*