DPRP Minta Polisi Tidak Tebang Pilih Tangani Kasus Kerusuhan Jayapura

JAYAPURA - Ketua DPR Papua, Yunus Wonda meminta Kepolisian bertindak tegas tidak tebang pilih dalam melakukan penegakan hukum kasus kerusuhan Jayapura. Baik terhadap pelaku demo anarkis maupun pelaku yang terlibat aksi balasan dan menyebabkan tiga warga Papua tewas, dan jasadnya ditemukan di waktu dan tempat yang berbeda, namun pada hari yang sama saat kerusuhan terjadi di Kota Jayapura, Kamis (29/8) lalu.

"Kepolisian harus tegas kalau mau terapkan hukum,maka  semua orang yang bersalah harus di proses hukum. Baik yang melakukan aksi anarkis tetapi juga mereka yang melakukan pembunuhan sampai ada korban. Ini semua harus diproses hukum sebab tidak ada satupun orang di negara ini yang kebal hukum," tegas Yunus di Jayapura, Rabu (4/9)

"Kami minta ketegasan kepolisian untuk mengungkap para pelaku pembunuhan ini," tegasnya lagi

Prihatin dan Menyayangkan

Selaku Ketua DPR Papua, Yunus mengaku prihatin dan sangat menyayangkan terjadinya kerusuhan ini. Sebab selain menimbulkan kerugian materil luarbiasa oleh masyarakat yang terdampak rusuh, tetapi lebih dari itu ada nyawa manusia yang hilang

"Tentunya kami sangat prihatin dan menyayangkan atas peristiwa kerusuhan ini. Apalagi sudah melibatkan dua kubu di masyarakat. Padahal selama ini kita sudah bangun toleransi yang luar biasa antara masyarakat asli Papua dan pendatang,"sesalnya

Atas peristiwa ini, Yunus mengimbau seluruh masyarakat Papua baik Papua maupun non Papua terutama mahasiswa agar tidak terpancing harus bisa menahan diri dari berbagai isu isu yang berkembang yang belum diketahui pasti kebenarannya, agar papua ini tetap aman dan kondusif.

"Jangan sampai kita lepas kontrol toh yang rugi nanti diri kita sendiri,"imbaunya

Sementara itu kepada kelompok masyarakat nusantara, Yunus mengimbau agar bisa menahan diri dan tidak melakukan aksi aksi balasan

"Mari kita serahkan kasus kerusuhan ini kepada aparat Kepolisian untuk proses hukumnya. Jangan kita main hakim sendiri, melakukan swiping terhadap orang Papua, itu tidak boleh karena nanti akan menimbulkan gesekan yang lebih besar lagi. Tentunya kita semua tidak menginginkan kasus SARA seperti di Ambon, Poso terjadi di Papua. Mari kita hidup berdampingan satu sama lain, menjalani aktivitas seperti biasanya," serunya

Ditempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua menyebutkan sebanyak lima warga sipil tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Kota Jayapura.

Empat warga, jasadnya ditemukan di waktu dan tempat yang berbeda. Sementara seorang warga lainnya tewas akibat tertembak peluru aparat, yang saat itu tengah melerai bentrok dua kubu massa.

"Sejauh ini sudah 74 saksi diperiksa terkait penemuan empat jenazah dan satu warga yang tertembak. Tentunya kita masih dalami keterangan dari para saksi ini termasuk barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian," kata Kamal.**