Juru Bicara Sebby Sambom: TPNPB OPM Bertanggungjgawab Atas Penembakan di Puncak

Foto ilustrasi

JAYAPURA-Hari Senin (12/8) sekitar pukul 10.25 WIT terjadi penembakan dari pihak TPNPB terhadap anggota Brimob.

"Pada awalnya kami TPNPB mencurigai Briptu Heidar adalah  anggota Brimob yang  sebelumnya tugas di Puncak Jaya, yang mengejar kami dari Guragi, Sinak, Yambi sampai sekarang di sini,"ujarJuru Bicara Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB(-(Organisasi Papua Merdeka (OPM)  Seby Sambom, mengutip keterangan Komandan Operasi Lekkagak Telengen  kepada Wartaplus, Selasa  (13/8) siang.

"Kami balas atas penangkapan dan pembunuhan anggota TPNPB atas nama Timenggur Telenggen,"ujar Sebby mengungkapkan pernyataan Lekkagak Telenggen.

Seperti diberitakan sebelumnya, Briptu Heidar Anggota Polda Papua yang sebelumnya di kabarkan diculik  sekelompok warga di Kampung Usir Kabupaten Puncak akhirnya ditemukan dengan kondisi tidak bernyawa, Senin (12/8) sore, pukul 17.30 WIT.

Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal ketika di temui di Jayapura, Senin (12/8) malam.

Kata Kamal, Briptu Heidar ditemukan tidak jauh dari lokasi awal penculikan yang dilakukan oleh kelompok yang belum diketahui pasti identitasnya.

"Korban ditemukan tidak jauh dari TKP penculikan dengan kondisi sudah tidak bernyawa sekitar pukul 17.30 WIT," ujarnya.

Lanjut Kamal, saat ini jenazah Briptu Heidar telah disemayamkan di Puskesmas Ilaga untuk selanjutnya akan diterbangkan ke Timika.

"Jenazah almarhum sudah dievakuasi dari lokasi kejadian dan saat ini telah berada di Puskesmas setempat, untuk di bersihkan," ujar Kamal.

Berhubung jaring terganggu, Kamal mengungkapkan belum mengetahui pasti luka yang yang dialami Briptu Heidar.

"Saya belum tau pasti apakah Briptu Heidar mengalami luka tembak atau luka bacok karena jaringan diatas kurang bagus," terangnya

Ia menjelaskan  penculikan dan penyanderaan itu terjadi ketika Briptu Heidar rekannya Bripka Alfonso Wakum sedang menjalankan tugasnya penyidik Sekitar Pukul 11.00 WIT.

Ditengah perjalanan menggunakan sepeda motor, Lanjut Kamal, Briptu Heidar berhenti sejenak lantaran dirinya (Briptu Heidar) dipanggil oleh seorang warga sekitar yang dikenalnya. Tidak berselang lama, sekelompok warga yang berjumlah 8 orang langsung menyekap dan membawa Briptu Heidar.

Sementara rekannya Bripka Alfonso yang tidak dapat berbuat apa-apa langsung meninggalkan lokasi kejadian dan melaporkan kejadian tersebut di Pos Polisi di Kago Kabupaten Puncak.

"Keduanya bertugas tanpa membawa senjata. Sehingga saat kejadian keduanya tidak dapat berbuat apa-apa," tuturnya.

Menurutnya,  penyelidikan yang dilakukan kedua anggota ini sudah sesuai prosedur. Mantan Wakapolresta Depok ini pun menyebut penyelidikan tanpa membawa senjata di daerah rawan tidak menjadi persoalan.

“Mereka ini (Briptu Heidar dan Bripka Alfons) dikenal baik oleh masyarakat sekitar, jadi penyelidikan boleh tanpa membawa senjata, apalagi dalam kondisi situasional,” terangnya.*