Walikota Jayapura Minta Kemenpar Evaluasi Festival Crossborder

Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano/Andy

JAYAPURA-Walikota Jayapura, Benhur Tommi Mano meminta kepada Kementerian Pariwisata untuk segera melakukan evaluasi terhadap Festival Crossborder di wilayah perbatasan RI-PNG yang digelar pada Juni 2019 lalu.

Menurut orang nomor satu di Kota Jayapura ini, Festival Crossborder yang dilaksanakandi wilayah perbatasan tidak memberikan dampak perekonomian dan hal lainnya bagi masyarakat setempat.

“Saya ngin meberikan masukan kepada kementerian Pariwisata untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Festival Crossborder di wilayah perbatasan RI-PNG tepatnya di Skouw, Distrik Muara Tami, karena festival itu tidak membawa dampak ekonomi dan dampak lainnya bagi masyarakat disana,” kata Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano pada saat pembukaan Festiva Teluk Humboldt ke-11 di Kota Jayapura, Senin (5/8) sore.

“Kalau dilihat dari beberapa festival yang dilaksanakan di Kota Jayapura, Keerom, Merauke, Sentani dan Wamena, itu membawa dampak ekonomi yang bagus, tapi festival yang di perbatasan ini sama sekali tidak membawa dampak bagi masyarakat saya yang ada disana,”tambahnya.

Menanggapi permintaan Walikota Jayapura, Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani menjelaskan bahwa kahadiran Festival Croosborder di perbatasan memeiliki dua alasan, yakni untuk menterjemahkan program Nawacita Presiden, yakni membangun dari wilayah terluar yakni wilayah perbatasan untuk memberkan manfaat bagi masyarakat lokal. Kedua, iven tersebut harus dikunjungi oleh wisatawan.

“Setelah saya lihat memang dua unsur ini masih kurang. Kenepa kurang? karena mungkin perencanaannya yang kurang, kemudian lokasi yang mungkin jauh atau festivalnya yang masih baru. Jadi memang tidak bisa membuat sesuatu langsung mendapat respon yang baik dari masyarakat, kita butuh waktu agar festival tersebut mendapat daya tarik,”jelasnya.

Meski demikian, Rizki Handayani mengaku setuju dengan permintaan dari walikota. Pihaknya akan segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan festival crossborder di wilayah Skouw, Distrik Muara Tami.

“Kita akan evaluasi apakah festival di perbatasan itu dipindahkan atau akan tetap disana dengan menawarkan lebih banyak penampilan yang dapat menarik minat masyarakat. Jadi kita akan lakukan evaluasi terhadap festival ini agar di tahun depan labih baik,”bebernya.

Diungkapkan, kita juga minta peran aktif dari Dinas Pariwisata Papua untuk lebih aktif berkomunikasi."Sehingga kami bisa tau festival-festival yang dilakukan di Papua setiap tahunnya,”tandasnya.*