Ini Cara Mahasiswa di Kota Jayapura Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Komunitas peduli lingkungan di Kota Jayapura menanam bibit mangrove di taman Wisata Alam Teluk Yotefa, Sabtu (8/6)/Istimewa

JAYAPURA – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Lingkungan di Jayapura melakukan kegiatan penanaman mangrove di Taman Wisata Alam Teluk Yotefa, Sabtu (8/6) pagi.

Salah satu mahasiswa peserta aksi penanaman, Marcel Mauri dari Jayapura Litter Picker mengatakan, penanaman mangrove ini sebagai bentuk perdamaian dengan alam yang selalu memberikan manfaat bagi manusia.

“Kita ingin menjadikan momentum Idul Fitri bukan hanya berdamai dengan sesama, tapi kita juga ingn berdamai dengan alam. Selama ini tak sedikit yang sudah diambil dari alam namun sangat sedikit yang diberikan kembali. Karena itulah kami melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Alam Teluk Yotefa,” ujarnya.

Marcel mengaku, untuk menanam bibit mangrove dengan kondisi air surut memang tidak mudah karena kondisi lumpurnya yang cukup dalam membuat sejumlah peserta terjebak dalam lumpur.

“Tidak mudah menanam bibit mangrove dengan kondisi air surut karena lumpurnya cukup dalam, sehingga banyak teman-teman yang terjebak. Tapi kami sangat senang dengan aksi ini,” imbuhnya.

Senada dengan itu, peserta lainnya, Ezter Baransano dari Lindungi Hutan chapter Jayapura menyampaikan dirinya sempat khawatir karena banyak sampah di dalam lumpur.

"Ada banyak sampah di dalam lumpur. Ada kaleng, botol plastik bahkan pecahan kaca. Kaki saya sempat robek," ujar mahasiswi Uncen ini.

Ia menjelaskan bahwa dengan berbekal ember untuk menampung bibit-bibit bakau, ia dan beberapa anggota komunitas lingkungan mencoba menanam bibit yang memang sudah disiapkan.

"Pada dasarnya, kegiatan ini adalah menyulam bibit bakau yang telah tertanam namun mati," kata Ezter.

Sementara itu, Koordinator Earth Hour Jayapura, Ros Delince Inserpan Weyai juga turut ambil bagian. Ia mengaku tak mudah menanam mangrove. "Lumpurnya dalam sekali, kami terjebak berkali-kali. Tak bisa bergerak, tadi sampai ditarik," ceritanya. *