Pemkab Manokwari dan Mansel Penyumbang Penyakit Malaria Terbanyak di Papua Barat

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan foto bersama saat menghadiri pertemuan di hari malaria sedunia/Albert

MANOKWARI- Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengapresiasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dinkes kabupaten, kota serta perangkat pelayanan medis di tingkat kampung, termasuk pihak Unicef, Hakli atas kerjasamanya dalam menurunkan kasus penyakit malaria di Papua Barat.

Di hadapan kepala distrik dan kepala kampung di kabupaten Manokwari dan kabupaten Manokwari Selatan pada acara pembukaan sosialisasi bebas malaria, Gubernur mengatakan bahwa pihaknya masih harus bekerja keras perangi kasus malaria.

Apalagi menurut Dominggus bahwa Provinsi Papua Barat merupakan penyumbang kasus malaria nomor 3 di Indonesia setelah provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Di Provinsi Papua Barat sendiri, sebut Gubernur bahwa, kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan masih menyumbang kasus malaria terbanyak dari 13 kabupaten.

"Kita tidak boleh terlena karena nyamuk malaria masih ada dan berpotensi untuk menularkan malaria ke kita. Kita juga tidak boleh lupa untuk mencapai target eliminasi bebas malaria, yaitu kasus malaria dibawah 1 kasus dalam  setiap 1000 penduduk pada  tahun 2024, kemudian mulai tahun 2024 sampai dengan seterusnya tidak boleh terjadi penularan lokal sehingga di tahun 2027 Papua Barat dapat mencapai Provinsi Bebas Malaria," pesan Gubernur Dominggus, Kamis (2/5).

Hal ini merupakan kesepakatan bersama pada tanggal 9 Agustus 2017, di hotel Aston Niu Manokwari, dimana hal itu bersama Bupati/Walikota, DPR se- Papua Barat telah mendeklarasikan Program Bela Kampung (Bebas Malaria Kampung) sebagai strategi untuk menuju Eliminasi Malaria  Papua Barat di tahun 2027.

"Upaya penanggulangan Malaria ini memerlukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan di luar sektor kesehatan yang harus dijalin dengan harmonis. Akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan tentunya tidak bisa dilakukan masyarakat dengan mudah, bila sarana transportasi kurang memadai," ujar Dominggus.

Oleh karena itu, Dominggus mengutarakan bahwa ketersediaan jamban sehat dan air bersih mutlak diperlukan dalam penyediaan rumah sehat bagi masyarakat. Mengalirkan genangan air dan menimbun genangan air untuk pengurangi tempat nyamuk berkembang biak memerlukan kerjasama dengan masyarakat.

Menggerakkan masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan lingkungannya memerlukan peran dari kepala kampung dan distrik demikian juga berbagai kebutuhan untuk kerja bakti, pengawasan minum obat, rujukan serta pengawasan oleh kader kesehatan.

"Contoh-contoh yang saya sampaikan tadi menunjukkan bahwa jajaran kesehatan perlu didukung oleh sektor lainnya untuk akselerasi penanggulangan malaria di wilayah kita, maka kolaborasi-kolaborasi lainnya juga perlu mulai dibangun, baik dengan masyarakat, pihak swasta maupun dengan pihak mitra pembangunan. Sementara kolaborasi-kolaborasi yang sudah ada juga perlu dibina dan diperkuat," katanya.

Dominggus menambahkan bahwa Hari Malaria sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 April  merupakan momen yang dibuat untuk mengingatkan semua untuk  bersinergi mewujudkan Dunia Bebas malaria dan“ Bebas Malaria mulai dari saya”, maka dengan  5 pesan utama yaitu hindari gigitan nyamuk tidur malam Pakai kelambu atau obat anti nyamuk, keluar malam pakai baju panjang. Jika bergejala malaria, periksa darah jika positif malaria obati dengan Obat Anti Malaria.

Hal lain adalah menjaga lingkungan agar bersih, kemudian memastikan semua warga distrik, kampung mengetahui bagaimana mencegah penularan malaria dan dapat berperan aktif menjaga lingkungannya. *