Pemprov Papua Siap Dorong Ekspor Perkebunan ke LN, Tapi Tetap Mempertimbangkan Nilai Kurs

Ilustrasi berbagai variant kopi Papua yang siap di ekspor ke luar negeri

JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua siap mendorong ekspor hasil bumi Papua dari sektor perkebunan seperti kelapa sawit, coklat juga kopi ke berbagai negara di dunia.

Meski begitu, Pemerintah Papua juga akan tetap mempertimbangkan nilai kurs(nilai tukar rupiah) dari negara negara yang dituju tersebut

"Kalau nilai kurs bagus tentu ekspor sangat menguntungkan, tetapi kalau kurs rendah maka mungkin hanya mengirim hasil bumi untuk kebutuhan dalam negeri," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Jhon Nahumury di Jayapura belum lama ini.

Terkait dengan ekspor, kata Nahumury, pihaknya tengah berupaya mendorong beberapa sertifikasi seperti indikasi geografis yang memang tanaman tersebut hanya bisa didapatkan diderah itu dengan ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

"Kalau kita sudah memiliki sertifikasi indikasi geografis tentu akan ada Standar Operating Procedure (SOP) bagaimana meningkatkan jumlah dan mutu sesuai dengan permintaan bayar," terangnya.

Selain itu pihaknya juga mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan Indonesian Subtainable Palm Oil System (ISPO) agar ketika Pemerintah Luar Negeri meminta sertifikasi terkait lingkungan maka bisa menunjukannya.

Jhon menjelaskan, terkait pengeksporan hasil bumi papua, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait.

"Saat ini kami sudah berkoordinasi bersama para petani juga pihak terkait yang mengurus ekspor serta para pelaku usaha untuk bagaimana kami membangun sinergitas dan kesepakatan bersama terkait hasil bumi di Papua yang akan di perjual belikan ke Luar Negeri," jelasnya.

Dia mencontohkan seperti kopi, pihaknya bersama para pelaku usaha tentunya harus bekerjasama untuk  mengetahui berapa jumlahnya,mutu,kwalitas, dan apa saja kendala yang dihadapi dalam pengeksporannya.

"Sehubung dengan itu bukan hanya kopi yang akan kami ekspor namun kakao, sagu, kelapa, dan juga sawit," bebernya

"Kalau untuk sawit, para petani mengatakan baru dikirim ke dalam negeri katanya untuk mencukupi bahan pangan antar pulau di Indonesia, dan para petani sawit belum merencanakan untuk mengekspor sawit, "akunya

Dia menambahkan, pihakya bersama Imigrasi dan Badan Karantina sedang dalam proses pelacakan pengiriman sawit tersebut untuk memastikan apakah benar hanya antar pulau di indonesia "Iya angan sampai ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi untuk mengekspor sawit ke luar negeri tanpa sepengetahuan kami," katanya.