Minim Sosialisasi dari KPU, Caleg PPP Turun Sosialisasi Tata Cara Pencoblosan Pemilu

Tampak sejumlah warga antusias mengikuti sosialisasi tata cara mencoblos di TPS yang disampaikan tim pemenangan Caleg PPP, Wagus Hidayat/Andy

SENTANI – Calon Legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) daerah pemilihan I Kabupaten Jayapura, Wagus Hidayat bersama tim pemenangannya menggelar sosialisasi tata cara pencoblosan kepada warga di Hawai Sentani, Kabupaten Jayapura.

Wagus menjelaskan, sosialisasi yang dilakukannya bersama tim pemenangan untuk memberikan pemahaman kepada warga, karena banyak warga yang belum mengetahui tata cara mencoblos.

“Selain untuk mengenalkan diri saya kepada konstituen atau para pemilih, kita juga memberikan sosialisasi tata cara pencoblosan kepada para pemilih, karena Pemilu tahun ini berbeda dengan tahun 2014 lalu, dimana ada 5 surat suara yang akan dicoblos,” kata Wagus Hidayat.

Wagus Hidayat mengaku bahwa dalam beberapa pertemuan dengan warga, banyak yang mengeluh karena hingga saat ini belum mengetahui tata cara pencoblosan surat suara.

“Dari temuan kita di lapangan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara mencoblos. Dan hal ini bisa berpengaruh dengan perolehan suara kami (Caleg) nanti. Jika warga tidak mengerti tata cara pencoblosan, maka akan sia-sia suara mereka karena tidak sah, dan bisa jadi kami tidak lolos,” ujarnya.

“Saya berharap dengan sosialisasi yang kita lakukan memudahkan masyarakat saat akan mencoblos di TPS,” harapnya.

Meski KPU belum melakukan sosialisasi, Wagus mengungkapkan bahwa pihaknya bisa menerima hal tersebut karena selama ini KPU Kabupaten Jayapura belum memilki komisioner.

“Kami akui bahwa KPU kita belum maksimal melakukan sosialisasi pada masyarakat karena  memang keterbatasan waktu, selain itu komisioner KPU ini baru dialntik pada tanggal 19 Maret lalu, dan belum banyak melukukan sosialisasi kepada masyarakat,” terangnya.

Disinggung soal surat suara yang digunakan untuk sosialisasi pencoblosan, Wagus menjelaskan bahwa surat suara tersebut diambil dari internet yang diprint dan menyerupai aslinya, hanya saja lebih kecil.

“Alat peraga yang kita gunakan memang tidak seperti aslinya tapi menyerupai, karena ini adalah hasil print yang kita gunakan, jadi ini bukan surat suara asli,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga, Ibu Muryani mengaku sangat senang dengan adanya sosialisasi tersebut, karena masyarakat sangat terbantu dengan kegiatan itu. Sebab banyak warga  yang belum mengetahui tahapan pemilu maupun mekanisme pencoblosan surat suara tersebut.

“Selama ini kita belum pernah ikut sosialisasi seperti ini, jadi dengan adanya sosialisasi ini juga membantu kita untuk mengenal calon maupun tata cara mencoblos nanti di TPS,” ujarnya. *