Masyarakat Korban Banjir Bandang Sentani Terima Bantuan Freeport Secara Utuh

Rumah ibadah yang menjadi penampungan warga korban banjir bandang/Istimewa

JAYAPURA-Masyarakat korban bencana alam banjir bandang di Kabupaten Jayapura, Papua sejak Minggu (17/3) telah secara bertahap dan utuh menerima bantuan kemanusiaan dari PT Freeport Indonesia (PTFI) sesuai jumlah dan jenis bantuan sebagai bukti nyatkesetiakawanan atau solidaritas atas penderitaan yang menimpa ribuan warga masyarakat sekaligus ikut meringankan beban kehidupan akibat bencana alam tersebut.

“Kami sebagai warga masyarakat Sentani, Kabupaten Jayapura telah berulang kali menerima bantuan kemanusiaan dari Freeport, salah satu perusahaan tambang tembaga,perak dan emas terbesar di Dunia yang beroperasi di Tanah Papua. Di dalam situasi emergency seperti ini, hal yang paling utama adalah memperlihatkan solidaritas bersama para korban bencana alam sekaligus meringankan beban penderitaan tanpa menilai besar kecil dan jenis bantuan,”kata Agustinus Donal Ohee,ST selaku Tokoh Masyarakat Adat Sentani dan Ketua Badan Musyawarah TujuH Wilayah Adat Papua di Sentani, Sabtu (23/3) siang.

Agustinus mengakui bahwa pihaknya telah menerima laporan dari banyak warga masyarakat adat Sentani yang adalah korban bencana banjir bandang bahwa PTFI merupakan perusahaan swasta pertama yang datang ke lokasi banjir bandang memberikan bantuan darurat berupa makanan siap saji dan air mineral.

Bantuan itu diberikan pada Minggu (17/3) sekitar delapan jam setelah banjir bandang memporakporandakan rumah penduduk, menguburkan ratusan warga dan harta benda serta ternak pada Sabtu (16/3) malam hari.

Pada keesokan harinya, Senin (18/3) PTFI kembali mendistribusikan bantuan kemanusiaan berbagai jenis bahan makanan siap olah seperti beras, mie instant, susu dan sebagainya. Bantuan ini disalurkan langsung ke tenda-tenda pengungsi, perumahan penduduk yang luput dari hempasan banjir bandang serta ke Posko Induk Bencana Alam yang terletak di Kantor Bupati Jayapura.

Selain itu juga, lanjut Agustinus, pihaknya menerima pengakuan langsung dari warga masyarakat adat Sentani bahwa PTFI telah pula mengirimkan Tim Penyelamat dan Tim Medis untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan para korban.

“Masyarakat yang menjadi korban bencana alam itu telah merasakan kehadiran  Freeport pada kesempatan pertama. Hal yang penting adalah hadir pada kesempatan pertama dengan memberikan bantuan darurat yang sangat dibutuhkan saat itu. Jangan menilai jenis dan besar kecilnya bantuan tetapi bukti kesetiakawanan dan tindakan penyelamatan pertama itulah yang patut dihargai,”tegas Agustinus.

Pada hari ini, lanjut Agustinus, pihaknya ketika berkesempatan mendatangi Media Center Posko Induk bencana banjir bandang, Kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah Sentani, mendapat data terkait bantuan kemanusiaan yang dikirim Komunitas Karyawan PTFI pada Jumat (22/3) kemarin yang diterbangkan pesawat udara Airfast dari Timika sebanyak 166 karton atau tiga ton bantuan kemanusiaan dan akan disusul lagi 60 karton sekitar satu ton berisi pakaian anak-anak dan orang dewasa, alat mandi, dan sebagainya.

Menurut informasi itu, bantuan yang diberikan Komunitas karyawan PTFI itu merupakan perwujudan rasa kepedulian dan kesetiakawanana bagi saudara-saudara yang menderita bencana alam.

Agustinus mengatakan, apa yang diberikan PTFI itu sudah maksimal dan perusahaan ini sudah sangat berpengalaman di bidang pengumpulan dan pemberian bantuan kemanusiaan bagi masyarakat korban bencana alam di berbagai daerah di Indonesia.

Foto: Rumah ibadah jadi tempat pengungsian/Istimewa

“Kami minta agar Freeport tidak sendirian turun ke masyarakat mendistribusikan bantuan dalam bentuk barang-barang. Keikutsertaan masyarakat, pemuda dan mahasiswa serta wartawan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan Freeport merupakan bukti bahwa Freeport senantiasa bekerjasama dengan masyarakat Papua dalam menyelamatkan nyawa sesama manusia yang sedang menderita. Freeport jangan kerja sendiri,”pintanya.

Sedangkan mengenai krtikan terhadap Freeport yang memberikan bantuan darurat berupamakanan siap saji dan pakaian, Agustinus menegaskan, dalam situasi darurat kemanusiaan seperti ini, bantuan setetes air minum bagi sesama yang sangat haus dahaga jauh lebih bernilai daripada memberikan satu tanki air minum pada saat para penderita sudah tidak merasa haus lagi.

“Orang harus dapat berterimakasih dan bersyukur atas bantuan sekecil dan sesederhana apapun. Untuk situasi awal emergency, tentu bantuan seperti itu diberikan dan pasti akan ada bantuan lain yang menyusul seperti perbaikan lingkungan pegunungan Cyclop dan lainnya,”katanya.

Agustinus mengatakan, Freeport juga selalu setia membayar pajak kepada negara dan Pemerintah Indonesia serta Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika. Dana yang diberikan pemerintah untuk para korban bencana alam di seluruh Indonesia selama ini termasuk di Sentani saat ini, di dalamnya adalah juga uang hasil pembayaran pajak dari Freeport.

Dia mengakui, Freeport itu perusahaan tambang yang sangat besar sehingga wajar saja jika sering diterpa kritikan tajam. Juga, banyak harapan dialamatkan kepadanya. Selain itu, banyak orang pula yang mempolitisir apa saja yang dilakukan Freeport untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang instant. *