TNI Ultimatum kepada KKSB

Saat TNI Bertindak Mereka Langsung Koar-Koar Melolong Bagaikan Anjing Kejepit

 Evakuasi terhadap korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Yigi Kabupaten Nduga/Istimewa
JAYAPURA,-Menanggapi pemberitaan sejumlah media yang mengatakan bahwa dalam proses evakuasi, pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom dan mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas menjadi korban. Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menegaskan bahwa aparat gabungan TNI-POLRI tidak pernah menggunakan serangan bom.
 
"Perlu saya sampaikan bahwa dalam proses evakuasi yang kami lakukan tidak ada serangan udara dan bom. Kita hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," kata Aidi di Jayapura, Senin (10/12) siang.
 
Tegasnya, media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helly angkut jenis bell dam MI-17, Tidak ada helly serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," tegasnya.
 
Selain itu kata Aidi, aparat gabungan TNI-Polri hingga saat ini belum pernah melakukan serangan, sebaliknya pada saat melaksanakan upaya evakuasi terhadap korban, KKSB lah yang menyerang tim Evakusi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak.
 
" Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat. Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," ungkapnya.
 
Aidi menambahkan, pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri seolah-olah TNI-Polri yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM, sedangkan mereka yang telah membatai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan dan ingin mencari pembenaran.
 
" Publik sudah tahu bahwa mereka (KKSB) membunuh para pekerja secara sangat sadis. Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina dimata Tuhan dan dimata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya. Saat TNI bertindak mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya,"sesalnya.Dikatakan, kami TNI memberikan ultimatum kepada KKSB, hanya punya dua pilihan segera menyerah atau kita selesaikan, ingat waktu terbatas.
 
Aidi juga meminta kepada Pemerintah provinsi maupun kabupaten agar tidak hanya diam melihat situasi dan insiden yang terjadi di wilayah Nduga. Tetapi pemerintah harus ikut berkontribusi menyelesaikan masalah yang terjadi.
 
"Jangan beranggapan seolah-olah ini hanya tugas TNI-Polri. Tetapi ini adalah tugas semua pihak, termasuk pemerintah. Ingat Saudara dilantik menjadi pejabat Kepala daerah telah berumpah atas nama Tuhan YME dibawah kitab suci bahwa saudara setia kepada Negara Kesatuan Republik Indinesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," tuturnya.
 
Lanjutnya, siapapun yang menentang membangunan infrastruktur di Papua, mereka adalah orang-orang yang ingin melihat Papua tetap hidup primitif di era digital saat ini.
 
Senada dengan itu, Kabid Humas Polda Papua Kombespol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, menyampaikan bahwa tidak ada penumpasan di Nduga karena apa yang dilakukan bukan operasi Militer.
 
" Yang dilakukan Polri-TNI adalah murni penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan dan sasarannya jelas adalah para pelaku pembunuhan terhadap para pekerja jalan yakni Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dibawah pimpinan Egianus Kogoya," kata Kamal kepada pers di Jayapura, Senin (10/12) siang.
 
Menurutnya, Egianus Kogoya dan kelompoknya telah membunuh puluhan para pekerja dan menghambat pembangunan yang sudah canangkan oleh pemerintah. "Hingga saat ini sasaran aparat Polri dan TNI adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya dan tidak ada namanya penumpasan atau siapa yang ditumpas karena ini bukan operasi militer melainkan murni penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan,"ujarnya.
 
Kamal juga menghimbau kepada seluruh masyarakat jangan mudah percaya dengan pernyataan-pernyataan yang ditayangkan oleh media, karena pernyataan itu belum tentu benar.
 
" Kepada para elit politik juga jangan asal bicara dan tolong cek kebenarannya terlebih dahulu baru berbicara jangan sampai nanti menjadi tersangka dalam kasus menyebarkan berita-berita bohong. Saya tegaskan kembali bahwa sampai hari ini tidak ada penumpasan dan siapa yang ditumpas, karena keberadaan Polri dan TNI di Nduga dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan bukan untuk menumpas,"tegasnya.