Terbengkalai Sejak 2013, Mahasiswa Raja Ampat Harap Pemda Seriusi Pembangunan Asrama

Ketua Ikatan Mahasiswa Raja Empat di Kota Jayapura, Amri Sauyai (kedua dari kiri) didampingi Komunitas Transparansi Pengguna Anggaran Papua Baru (KOTRAPENGARU), Don Renato (bertopi)/Cholid

JAYAPURA,- Puluhan Mahasiswa Raja Empat  yang mengenyam pendidikan di Kota Jayapura, meminta dan mendesak Pemerintah Raja Empat segera menyelesaikan pembangunan asrama Mahasiswa Raja Ampat di Expo Waena yang tetunda pembangunannya sejak tahun 2013 silam.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Ikatan Mahasiswa Raja Ampat di Kota Jayapura, Amri Sauyai ketika ditemui, Senin (19/11) malam.

Jelas Amri, pengerjaan asrama Raja Ampat itu terbengkalai sejak 2013 hingga saat ini, sehingga puluhan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Kota Jayapura kesulitan tempat tinggal. Bahkan asrama sementara yang difasilitasi pemerintah tidak memadai untuk kapasitas mahasiswa saat ini.

Kata Amri lantaran kondisi tersebut kebanyakan  mahasiswa terpaksa harus tinggal di kos-kosan, dan tentu ini menjadi beban bagi mahasiswa dan juga keluarga mereka, dalam hal finansial.

"Pada awalnya tahun 2013 asrama tersebut terendam banjir sehingga Pemkab Raja Ampat mengontrak sebuah rumah di daerah Perumnas III Waena untuk dijadikan asrama sementara. Namun rumah kontrakan itu hanya memiliki 13 kamar, yang tidak bisa menampung jumlah mahasiswa yang kian melonjak tiap tahun. Sehingga dalam satu kamar yang hanya berukuran 2x3 meter persegi, bisa dihuni oleh dua sampai  tiga orang mahasiswa bahkan mencapai 5 orang," ujarnya.

Dirinya pun berharap agar Pemkab Raja Ampat dapat mendengar keluhan mahasiswanya dan menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang ada, sehingga tidak menjadi beban anggaran di kemudian hari bagi pemerintah daerah dan tidak pula menjadi tanda tanya bagi mahasiswa.

"Pemkab dalam misinya "Raja Ampat pintar" sudah semestinya memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana di bidang pembangunan SDM. Namun kenyataannya bertolak belakang dengan misi tersebut, sehingga kami minta Bupati sekarang ini, dapat melanjutkan program pembangunan asrama yang sudah dimulai oleh mantan Bupati sebelumnya," harapnya.

Sementara itu, Komunitas Transparansi Pengguna Anggaran Papua Baru (KOTRAPENGARU), Don Renato sangat menyayangkan lambannya langkah pemerintah pemerintah Raja Ampat dalam memproritaskan pembangunan untuk menunjang fasilitas dalam mendukung pendidikan seperti halnya yang dialami ratusan mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan di Kota Jayapura dengan ketersediaan sarana bangunan untuk dihuni para mahasiswa di Kota Jayapura sejak tahun 2013.

“Saya sangat prihatin dengan adik-adik saya, mereka harus tinggal di tempat yang saat ini tidak mendukung hampir 5 tahun ini. Saya harap pembangunan asrama segera diselesaikan. Sudah jelas ada anggaranya tapi pembangunan kok tidak berjalan sejak 5 tahun lalu. Saya mendesak segera dibangun,” tegasnya. *